PRAKTIKUM VII
Topik : Genetika
Tujuan : Untuk mengetahui golongan
darah yang dituunkan oleh tetuanya
Hari/Tanggal : Rabu / 18 Desember 2012
Tempat : Laboratorium Biologi
PMIPA FKIP UNLAM Banjarmasin
I. ALAT
DAN BAHAN
1.
ALAT
a. Objek gelas
b. Jarum franka
atau blood lanset
c. Tusuk gigi
yang bersih dan kering
d. Kaca
pembesar atau mikroskop
|
2.
BAHAN :
a. Darah
manusia
b. Serum anti A
dan anti B
c. Kapas dan
alkohol 70 %
|
II. CARA
KERJA
1.
Menyiapkan
objek gelas dan memberi tanda untuk serum anti A dan anit B berdampingan.
2.
Membersihkan
bagia jari tangan yang mau di tusuk (
diambil darahnya ) dengan kapas beralkohol 70 %. Kemudian tusuklah dengan blood
lensa dan teteskan pada masing- msaing bagian objek gelas tadi.
3. Meneteskan anti serum pada masing-masing tetes darah,
yang satu dengan anti A dan yang lainnya dengan anti B. kemudian campurkan atau
ratakan dengan baik hingga membentuk gambaran oval.
4.
Mengamati
dan menentukan golongan darahnya.
III. TEORI
DASAR
Salah
satu aspek yang penting pada organisme hidup adalah kemampuannya untuk
melakukan reproduksi dan dengan demikian dapat melestarikan jenisnya. Pada
organisme yang berbiak secara seksual individu baru adalah hasil kombinasi
informasi genetis yang disumbangkan oleh 2 gamet yang berbeda yang beasal dari kedua
parentalnya.
Genetika merupakan ilmu pengetahuan dasar bagi ilmu terapan misalnya
pemuliaan tanaman dan hewan, masalah penyakit dan kelainan tubuh manusia.
Beberapa istilah yang sering diguanakan dalam bidang genetika ini seperti :
gen, genotif, fenotif, resesif, dominan, alela, homozigot, heterozigot
hendaknya sudah diketahui dan dipahami.
Golongan darah pada manusia bersifat herediter yang ditentukan oleh alel
ganda. Golongan darah seseorang dapat mempunyai arti yang penting dalam
kehidupan. Sistem pergolongan yang umum adalah sistem A, B, O. pada tahun 1900
dan 1901 Landstainer K. menemukan bahwa penggumpalan darah ( aglutinasi ),
kadang-kadang terjadi apabia eritrosit
seseorang dicampur dengan serum darah orang lain. Oada orang lain lagi,
campuran tersebut tidak mengakibatkan penggumpalan darah.
Berdasarkan hal tersebut
Landstainer K. membagi golongan drah manusia menjadi 4 golongan , yaitu
A , B , AB , dan O. dalam hal ini di dalam eritrosit terdapat Antigen atau Aglutinogen , sedangkan
dalam serumnya terkandung zat anti yang disebut Antibody atau Aglutinin di kenal 2 macam antigen yaitu: a dan b , sedangkan zat antinya
dibedakan sebagai anti A dan anti B. Antigen dan antibody yang dikandung oleh
darah seseorang dengan golongan darah tertentu adalah sebagai berikut:
Tabel 1.1 Antigen dan Antiboodi yang dikandung oelh darah seseorang
Golongan
|
Antigen
|
Zat anti
|
A
|
a
|
B
|
B
|
b
|
A
|
AB
|
-
|
A+B
|
O
|
a
Maupun b
|
-
|
Bila antigen a bertemu dengan anti
A dalam darah seseorang, maka akan terjadi penggumpalan darah dan dapat
menyebabkan kematian . berdasarkan hal ini golngan darah penting sekali untuk
diperhatikan, terutama dalam transfuse darah. Untuk menghindari jangan sampai
terjadi penggumpalan, maka sebelum dilakukan transfuse darah , baik darah
sipemberi ( donor ) maupun sipenerima ( resipier ) harus diperiksa atau
diketahui terlebuh dahulu golongan darahnya.
Yang menjadi pertanyaan atau masalah adalah bagaimana antigen A dan B
itu diturunkan dari orang tua kepada keturunnannya. Untuk menjawab pertanyaan
ini perlu di perhatikan dan dipahami interaksi antara alel- alel seperti antara alel-alel IAIB dan i yang menyebabkan terjadinya 4
golongan darah sebagaimana tabel 2.2 sebagai contoh :
Bila seorang ayah bergolongan darah O dan ibunya bergolongan darah A
heterozigot, bagaimana kemungkinan golongan darah anak-anaknya?
Tabel 2.2 interaksi antara alel-alel IA,IB dan i
yang menyebabkan terjadinya 4 golongan darah.
Gol. darah fenotif
|
Antigen dalam eritrosit
|
Alel dalam kromosom
|
Genotif
|
A
|
A
|
IA
|
IA IA, IA i
|
B
|
B
|
IB
|
IB IB, IB i
|
AB
|
A dan B
|
IA dan IB
|
IA IB
|
O
|
-
|
I
|
ii
|
Berdasarkan tabel dan uraian diatas maka dapat dijelaskan sebagai
berikut:
Parental : o O
X o A
Genotif : ii IA i
Gamet : I IA dan i
Anak-anak: IA I ( golongan A ) dan ii ( golongan O)
IV. HASIL PENGAMATAN
1.
Tabel hasil pengamatan
No
|
Kelompok
|
Anti A (serum A)
|
Anti B (serum B)
|
Golongan darah
|
Keterangan
|
1
|
I
|
_
|
+
|
B
|
Darah
pada serum B menggumpal
|
2
|
II
|
+
|
_
|
A
|
Darah
pada serum A menggumpal
|
3
|
III
|
_
|
_
|
O
|
Darah
tidak menggumpal
|
4
|
IV
|
_
|
+
|
B
|
Darah
pada serum B menggumpal
|
5
|
V
|
_
|
_
|
O
|
Darah
tidak menggumpal
|
6
|
VI
|
_
|
_
|
O
|
Darah
tidak menggumpal
|
7
|
VII
|
+
|
_
|
A
|
Darah
pada serum A menggumpal
|
8
|
VIII
|
+
|
+
|
AB
|
Darah
pada serum A dan B menggumpal
|
9
|
IX
|
_
|
_
|
O
|
Darah
tidak menggumpal
|
10
|
X
|
_
|
_
|
O
|
Darah tidak
menggumpal
|
2.
Gambar hasil pengamatan
a.
Golongan darah A
|
Keterangan :
1. Serum anti
A
2. Serum anti
B
3. Kaca
benda
|
( Gambar 1.2012 )
b.
Golongan darah B
|
Keterangan :
1. Serum anti
A
2. Serum anti
B
3. Kaca benda
|
(
Gambar 2.2012 )
c.
Golongan darah AB
|
Keterangan :
1. Serum anti
A
2. Serum anti
B
3. Kaca
benda
|
(
Gambar 3.2012 )
d.
Golongan darah O
|
Keterangan :
1. Serum anti
A
2. Serum anti
B
3. Kaca
benda
|
( Gambar 4.2012 )
V. ANALISIS
DATA
Dari hasil pengamatan darah
yang ditetesi serum anti A yang berwarna biru dan serum anti B yang berwarna
kuning dapat dilihat dari sepuluh kelompok terdapat 20 % golongan darah A, 20 %
golongan darah B, 10% golongan darah AB, dan 50% golongan darah O.
1.
Golongan darah A
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa perwakilan
dari kelompok 2 dan kelompok 7 memiliki
golongan darah A sehingga yang memiliki golongan darah A hanya mencapai 20 %. Pada
darah yang memiliki golongan darah A setelah darahnya ditetesi dengan serum
anti A yang berwarna biru sebanyak 1 tetes setelah di aduk ternyata darahnya mengalami
penggumpalan (aglutinasi) sedangkan yang ditetesi dengan serum anti B setelah
di aduk darah tetap dalam keadaan cair atau tidak pengalami penggumpalan.
Penggumpalan pada darah yang ditetesi dengan serum A ini lah sehingga seseorang
di katakan memiliki golongan darah A.
2.
Golongan darah B
Pada hasil pengamatan dapat
diperoleh data bahwa seseorang yang memiliki golongan darah B mencapai 20%. Mahasiswa
perwakilan dari kelompok 1 dan kelompok 4 pada darah yang memiliki bergolongan darah B, setelah
darahnya ditetesi dengan serum anti A dan serum B serum, ternyata serum A tetap
dalam keadaan cair atau tidak menggumpal setelah di aduk atau di ratakan
sedangkan darah yang ditetes dengan serum anti B setelah di aduk mengalami
penggumpalan. Penggumpalan pada darah yang ditetesi dengan serum anti B ini lah
sehingga seseorang dikatakan memiliki golongan darah B.
3.
Golongan darah AB
Pada pengamatan dapat
dilihat bahwa hanya satu kelompok yang bergolongan darah AB yaitu perwakilan
dari kelompok 8. Dari data dapat di peroleh bahwa yang memiliki golongan darah
AB hanya sebesar 10% saja. Golongan darah ini lebih sedikit dibandingkan dengan
golongan darah A, B, dan O.
Pada seseorang yang memiliki
darah AB pada saat percobaan dilakukan, setelah darahnya ditetesi denagan serum
anti A dan serum anti B kedua darahnya sama-sama mengalami penggumpalan
(aglutinasi). Penggumpalan pada serum anti A dan serum anti B ini lah sehingga
seseorang dikatakan memiliki golongan darah AB.
4. Golongan darah O
Pada hasil pengamatan pada
praktikum yang telah dilakukan di peroleh bahwa pada beberapa perwakilan
kelompok didapatkan data bahwa yang memiliki golongan darah O mencapai 50%
lebih besar dibandingkan dengan golongan darah A, B, dan AB. Perwakilan yang
bergolongan darah O adalah dari kelompok 3, kelompok 5, kelompok 6, kelompok 9
dan kelompok 10.
Pada seseorang yang memiliki
golongan darah O pada saat percobaan yang dilakukan darahnya setelah ditetesi
serum anti A dan B setelah di aduk ternyata darah tidak ada yang mengalami
penggumpalan (aglutinasi), semuanya tetap dalam keadaan cair. Tidak adanya
penggumpalan pada serum anti A dan serum anti B ini lah sehingga seseorang
dikatakan memiliki golongan darah O.
VI. KESIMPULAN
1. Golongan darah adalah
cri khusus darah dari suatu indvidu karena adanya perbedaan jenis karbohidrat
dan prtein pada permukaan membrane sel darah merah.
2.
Golongan darah pada
manusia terbagi atas A,B,O, dan AB
3. Hasil
yang didapatkan saat meneteskan serum indikator adalah :
a. Golongan
darah A : Anti A menggumpal, Anti B tidak
b. Golongan
darah B : Anti A tidak menggumpal, Anti B tidak menggumpal
c. Golongan
darah O : Anti A dan Anti B tidak menggumpal
d. Golongan
darah AB : Anti A dan Anti B menggumpal
VII. DAFTAR PUSTAKA
Arsyad, Siti
Wahidah dan Noorhidayati. 2012. Penuntun Praktikum Biologi Umum. Jurusan
PMIPA FKIP UNLAM: Banjarmasin.
Depertemen
Biologi. 2004. Biologi . Bandung :
Fakultas Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam – ITB : Bandung
Gambar 1. 2012. Genetika.Golongan
darah A.PMIPA
FKIP UNLAM: Banjarmasin
Gambar 2. 2012. Genetika.Golongan
darah B.PMIPA
FKIP UNLAM: Banjarmasin
Gambar 3. 2012. Genetika.Golongan
darah AB.PMIPA
FKIP UNLAM: Banjarmasin
Gambar 4. 2012. Genetika.Golongan
darah O.PMIPA
FKIP UNLAM: Banjarmasin