Selasa, 26 Februari 2013

LAPORAN PRAKTIKUM GENETIKA


PRAKTIKUM VII

Topik               : Genetika
Tujuan             : Untuk mengetahui golongan darah yang dituunkan oleh tetuanya
Hari/Tanggal   : Rabu / 18  Desember 2012
Tempat            : Laboratorium Biologi PMIPA FKIP UNLAM Banjarmasin
I.    ALAT DAN BAHAN
      1.     

a.       Objek gelas
b.      Jarum franka atau blood lanset
c.       Tusuk gigi yang bersih dan kering
d.      Kaca pembesar atau mikroskop
ALAT




      2.     

a.       Darah manusia
b.      Serum anti A dan anti B
c.       Kapas dan alkohol 70 %
BAHAN         :



II.  CARA KERJA
1.      Menyiapkan objek gelas dan memberi tanda untuk serum anti A dan anit B berdampingan.
2.      Membersihkan bagia  jari tangan yang mau di tusuk ( diambil darahnya ) dengan kapas beralkohol 70 %. Kemudian tusuklah dengan blood lensa dan teteskan pada masing- msaing bagian objek gelas tadi.
3.      Meneteskan anti serum pada masing-masing tetes darah, yang satu dengan anti A dan yang lainnya dengan anti B. kemudian campurkan atau ratakan dengan baik hingga membentuk gambaran oval.
4.      Mengamati dan menentukan golongan darahnya.     




III. TEORI DASAR
Salah satu aspek yang penting pada organisme hidup adalah kemampuannya untuk melakukan reproduksi dan dengan demikian dapat melestarikan jenisnya. Pada organisme yang berbiak secara seksual individu baru adalah hasil kombinasi informasi genetis yang disumbangkan oleh 2 gamet yang berbeda yang beasal dari kedua parentalnya.
Genetika merupakan ilmu pengetahuan dasar bagi ilmu terapan misalnya pemuliaan tanaman dan hewan, masalah penyakit dan kelainan tubuh manusia. Beberapa istilah yang sering diguanakan dalam bidang genetika ini seperti : gen, genotif, fenotif, resesif, dominan, alela, homozigot, heterozigot hendaknya sudah diketahui dan dipahami.
Golongan darah pada manusia bersifat herediter yang ditentukan oleh alel ganda. Golongan darah seseorang dapat mempunyai arti yang penting dalam kehidupan. Sistem pergolongan yang umum adalah sistem A, B, O. pada tahun 1900 dan 1901 Landstainer K. menemukan bahwa penggumpalan darah ( aglutinasi ), kadang-kadang terjadi apabia eritrosit  seseorang dicampur dengan serum darah orang lain. Oada orang lain lagi, campuran tersebut tidak mengakibatkan penggumpalan darah.
Berdasarkan hal tersebut  Landstainer K. membagi golongan drah manusia menjadi 4 golongan , yaitu A , B , AB , dan O. dalam hal ini di dalam eritrosit terdapat Antigen atau Aglutinogen , sedangkan dalam serumnya terkandung zat anti yang disebut Antibody atau Aglutinin di kenal 2 macam antigen yaitu: a dan b , sedangkan zat antinya dibedakan sebagai anti A dan anti B. Antigen dan antibody yang dikandung oleh darah seseorang dengan golongan darah tertentu adalah sebagai berikut:
Tabel 1.1 Antigen dan Antiboodi yang dikandung oelh darah seseorang
Golongan
Antigen
Zat anti
A
a
B
B
b
A
AB
-
A+B
O
a       Maupun b
-

Bila antigen a bertemu dengan anti A dalam darah seseorang, maka akan terjadi penggumpalan darah dan dapat menyebabkan kematian . berdasarkan hal ini golngan darah penting sekali untuk diperhatikan, terutama dalam transfuse darah. Untuk menghindari jangan sampai terjadi penggumpalan, maka sebelum dilakukan transfuse darah , baik darah sipemberi ( donor ) maupun sipenerima ( resipier ) harus diperiksa atau diketahui terlebuh dahulu golongan darahnya.
Yang menjadi pertanyaan atau masalah adalah bagaimana antigen A dan B itu diturunkan dari orang tua kepada keturunnannya. Untuk menjawab pertanyaan ini perlu di perhatikan dan dipahami interaksi antara alel- alel seperti  antara alel-alel IAIdan i yang menyebabkan terjadinya 4 golongan darah sebagaimana tabel 2.2 sebagai contoh :
Bila seorang ayah bergolongan darah O dan ibunya bergolongan darah A heterozigot, bagaimana kemungkinan golongan darah anak-anaknya?
Tabel 2.2 interaksi antara alel-alel IA,IB dan i yang menyebabkan terjadinya 4 golongan darah.
Gol. darah fenotif
Antigen dalam eritrosit
Alel dalam kromosom
Genotif
A
A
IA
IA IA, IA i
B
B
IB
IB IB, IB i
AB
A dan B
IA dan IB
IA IB
O
-
I
ii

Berdasarkan tabel dan uraian diatas maka dapat dijelaskan sebagai berikut:
Parental     : o O           X              o A
Genotif      : ii                                IA i
Gamet       : I                                 IA  dan i
Anak-anak: IA I ( golongan A ) dan ii ( golongan O)
IV. HASIL PENGAMATAN
1.      Tabel hasil pengamatan

No

Kelompok
Anti A (serum A)
Anti B (serum B)

Golongan  darah

Keterangan
1
I
_
+
B
Darah pada serum B menggumpal
2
II
+
_
A
Darah pada serum A menggumpal
3
III
_
_
O
Darah tidak menggumpal
4
IV
_
+
B
Darah pada serum B menggumpal
5
V
_
_
O
Darah tidak menggumpal
6
VI
_
_
O
Darah tidak menggumpal
7
VII
+
_
A
Darah pada serum A menggumpal
8
VIII
+
+
AB
Darah pada serum A dan B menggumpal
9
IX
_
_
O
Darah tidak menggumpal
10
X
_
_
O
Darah tidak menggumpal

2.      Gambar hasil pengamatan
a.        Golongan darah A



Keterangan :
1. Serum anti A
2. Serum anti B
3. Kaca benda
 









                         ( Gambar 1.2012 )


b.       Golongan darah B



Keterangan :
1. Serum anti A
2. Serum anti B
3. Kaca benda

 








                          ( Gambar 2.2012 )
c.        Golongan darah AB



Keterangan :
1. Serum anti A
2. Serum anti B
3. Kaca benda

 








                            ( Gambar 3.2012 )
d.      Golongan darah O



Keterangan :
1. Serum anti A
2. Serum anti B
3. Kaca benda

 








                           ( Gambar 4.2012 )

VANALISIS DATA
Dari hasil pengamatan darah yang ditetesi serum anti A yang berwarna biru dan serum anti B yang berwarna kuning dapat dilihat dari sepuluh kelompok terdapat 20 % golongan darah A, 20 % golongan darah B, 10% golongan darah AB, dan 50% golongan darah O.
1.      Golongan darah A
                  Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa perwakilan dari  kelompok 2 dan kelompok 7 memiliki golongan darah A sehingga yang memiliki golongan darah A hanya mencapai 20 %. Pada darah yang memiliki golongan darah A setelah darahnya ditetesi dengan serum anti A yang berwarna biru sebanyak 1 tetes setelah di aduk ternyata darahnya mengalami penggumpalan (aglutinasi) sedangkan yang ditetesi dengan serum anti B setelah di aduk darah tetap dalam keadaan cair atau tidak pengalami penggumpalan. Penggumpalan pada darah yang ditetesi dengan serum A ini lah sehingga seseorang di katakan memiliki golongan darah A.
2.      Golongan darah B
Pada hasil pengamatan dapat diperoleh data bahwa seseorang yang memiliki golongan darah B mencapai 20%. Mahasiswa perwakilan dari kelompok 1 dan kelompok 4 pada darah  yang memiliki bergolongan darah B, setelah darahnya ditetesi dengan serum anti A dan serum B serum, ternyata serum A tetap dalam keadaan cair atau tidak menggumpal setelah di aduk atau di ratakan sedangkan darah yang ditetes dengan serum anti B setelah di aduk mengalami penggumpalan. Penggumpalan pada darah yang ditetesi dengan serum anti B ini lah sehingga seseorang dikatakan memiliki golongan darah B.
3.      Golongan darah AB
Pada pengamatan dapat dilihat bahwa hanya satu kelompok yang bergolongan darah AB yaitu perwakilan dari kelompok 8. Dari data dapat di peroleh bahwa yang memiliki golongan darah AB hanya sebesar 10% saja. Golongan darah ini lebih sedikit dibandingkan dengan golongan darah A, B, dan O.
Pada seseorang yang memiliki darah AB pada saat percobaan dilakukan, setelah darahnya ditetesi denagan serum anti A dan serum anti B kedua darahnya sama-sama mengalami penggumpalan (aglutinasi). Penggumpalan pada serum anti A dan serum anti B ini lah sehingga seseorang dikatakan memiliki golongan darah AB.
4.   Golongan darah O
Pada hasil pengamatan pada praktikum yang telah dilakukan di peroleh bahwa pada beberapa perwakilan kelompok didapatkan data bahwa yang memiliki golongan darah O mencapai 50% lebih besar dibandingkan dengan golongan darah A, B, dan AB. Perwakilan yang bergolongan darah O adalah dari kelompok 3, kelompok 5, kelompok 6, kelompok 9 dan kelompok 10.
Pada seseorang yang memiliki golongan darah O pada saat percobaan yang dilakukan darahnya setelah ditetesi serum anti A dan B setelah di aduk ternyata darah tidak ada yang mengalami penggumpalan (aglutinasi), semuanya tetap dalam keadaan cair. Tidak adanya penggumpalan pada serum anti A dan serum anti B ini lah sehingga seseorang dikatakan memiliki golongan darah O.











VI. KESIMPULAN
1.      Golongan darah adalah cri khusus darah dari suatu indvidu karena adanya perbedaan jenis karbohidrat dan prtein pada permukaan membrane sel darah merah.
2.      Golongan darah pada manusia terbagi atas A,B,O, dan AB
3.      Hasil yang didapatkan saat meneteskan serum indikator adalah :
a.       Golongan darah A : Anti A menggumpal, Anti B tidak
b.      Golongan darah B : Anti A tidak menggumpal, Anti B tidak menggumpal
c.       Golongan darah O : Anti A dan Anti B tidak menggumpal
d.      Golongan darah AB : Anti A dan Anti B menggumpal




















VII.   DAFTAR PUSTAKA
Arsyad, Siti Wahidah dan Noorhidayati. 2012. Penuntun Praktikum Biologi Umum. Jurusan PMIPA FKIP UNLAM: Banjarmasin.

Depertemen Biologi. 2004. Biologi . Bandung : Fakultas Matematika dan                  Ilmu Pengetahuan Alam – ITB : Bandung

Gambar 1. 2012. Genetika.Golongan darah A.PMIPA FKIP UNLAM: Banjarmasin

Gambar 2. 2012. Genetika.Golongan darah B.PMIPA FKIP UNLAM: Banjarmasin

Gambar 3. 2012. Genetika.Golongan darah AB.PMIPA FKIP UNLAM: Banjarmasin

Gambar 4. 2012. Genetika.Golongan darah O.PMIPA FKIP UNLAM: Banjarmasin