Sabtu, 02 November 2013

hormon dan vitamin

BAB I
PENDAHULUAN

1.      LATAR BELAKANG
Organisme multiseluler memerlukan mekanisme untuk komunikasi antarsel agar dapat memberi respon dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan eksternal dan internal yang selalu berubah.
Sistem Endokrin dan susunan saraf merupakan alat utama dimana tubuh mengkomunikasikan antara berbagai jaringan dan sel.  Sistem saraf sering dipandang sebagai pembawa pesan melalui sistem struktural yang tetap. Sistem endokrin dimana berbagai macam ”hormon“ disekresikan oleh kelenjar spesifik lalu diangkut sebagai pesan yang bergerak untuk bereaksi pada sel atau organ targetnya (definisi klasik dari hormon). Kata hormon berasal dari istilah Yunani yang berarti membangkitkan aktifitas
Hormon diturunkan dari unsur-unsur penting; hormon peptida dari protein, hormon steroid dari kolesterol, dan hormon tiroid serta katekolamin dari asam amino. Hormon-hormon ini bekerjasama dengan sistem saraf pusat sebagai fungsi pengatur dalam berbagai kejadian dan metabolisme dalam tubuh. Jika hormone sudah berinteraksi dengan reseptor di dalam atau pada sel-sel target, maka komunikasi intraseluler dimulai. Untuk itu perlu diketahui mengenai proses pengaturan sekresi hormon, pengikatan dengan protein transpor, pengikatan dengan reseptor dan kemampuan untuk didegradasi dan dibersihkan agar tidak memberikan dampak metabolisme yang berkepanjangan.

2.      RUMUSAN MASALAH
1.      Apakah definisi dari hormone secara umum?
2.      Bagaimanakah mekanisme kerja hormone dalam tubuh?
3.      Apa saja jenis-jenis hormone?
4.      Bagaimanakah sistem pengendalian hormone dalam tubuh?
5.      Apakah saja jenis-jenis vitamin dan fungsinya bagi tubuh?

3.      METODE PENULISAN
Metode penulisan yang digunakan dalam menyusun makalah ini adalah metode  deskriptif dengan teknik studi kepustakaan atau literatur yang dilakukan dengan cara mengumpulkan data dari buku referensi, penunjang, literatur dan media lainnya yang beredar seputar tema yang dibahas, dan juga mengambil sumber penunjang dari internet dengan klasifikasi pengambilan sumber dari website resmi.

4.      TUJUAN DAN MANFAAT
1.      Mengetahui definisi hormone secara umum.
2.      Mengetahui mekanisme kerja hormone dalam tubuh.
3.      Mengetahui jenis-jenis hormone.
4.      Mengetahui sistem pengendalian hormon.
5.      Mengetahui jenis-jenis hormone dan fungsinya bagi tubuh.














BAB II
HORMON DAN VITAMIN

1.      PENGERTIAN HORMON
Hormon (dari bahasa Yunani, όρμή: horman - "yang menggerakkan") adalah pembawa pesan kimiawi antarsel atau antarkelompok sel. Semua organisme multiselular, termasuk tumbuhan memproduksi hormon.
Hormon merupakan senyawa kimia organik yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin dan mempunyai fungsi tertentu. Kelenjar endokrin disebut juga kelenjar buntu karena tidak mempunyai saluran tersendiri. Kelenjar endokrin adalah kelenjar dalam tubuh manusia yang tidak memiliki saluran untuk mengeluarkan cairan yang dihasilkannya. Hormon yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin diedarkan melalui darah.
Sekresinya disebut sekresi internal. Hormon yang dihasilkan dikembalikan ke darah dan beredar mengikuti aliran darah menuju organ target. Hormon tersebut akan mempengaruhi jaringan, organ sasaran atau organ target. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa system endokrin dapat berkomunikasi dengan jaringan atau organ-organ target yang letaknya jauh dari kelenjar. Pengaruh hormone berjalan lambat. Meskipun demikian, karena hormone mempengaruhi metabolisme sel maka pengaruh hormone pada jaringan dan organ bersifat menetap. Hormon berfungsi memacu kerja sel hingga berfungsi maksimum.

2.      MEKANISME KERJA HORMON
Hormon adalah zat kimia yang disintesis pada sel-sel khusus yang ditranspor ke sel sasaran. Berperan mengkoordinasi aktifitas berbagai jaringan tubuh dengan dua cara:
1.      Mengatur aktifitas protein yang sudah ada didalam sel saat hormon bekerja
2.      Mengatur sintesis atau degradasi protein.
Hasil dari kedua cara tersebut adalah terjadinya perubahan kapasitas enzimatik sel. Pada cara 1 perubahannya berlangsung cepat sedangkan pada cara 2 terjadi perubahan yang berjalan lambat (jam/hari). Reseptor pada sel sasaran dapat dibagi menjadi 2 golongan :
Reseptor pada permukaan sel; terutama untuk hormon polipeptida dan katekolamin. Reseptor didalam sel; terutama untuk steroid dan tiroksin. Mekanisme kerja hormon meliputi    
1.      Hormon yang berkaitan dengan reseptor intrasel
Hormon steroid kelenjar adrenal bagian korteks selalu membentuk kompleks hormon reseptor kemudian terjadi proses aktifasi sehingga ompleks ini dapat berkaitan dengan tempat spesifik di DNA dan mempengaruhi proses transkripsi gen secara selektif serta produksi RNA sehingga terjadi pengaruh secara umum terhadap metabolism sel. Hormon steroid dari kelenjar adrenal disintesis dari kolesterol, plasma darah dan sebagian kecil dari asetil-KoA melalui mevalonat dan squalene.
2.      Efek metabolic (metabolism perantara)
a.       Glukoneogenesis
Hormon ini menambah glukosa hati melalui : meningkatkan glukoneogenesis. Efek katabolic dijarngan perifer, otot, jaringan lemak. Hormon ini juga mehambat uptake dan penggunaan glukosa oleh jaringan ekstra cepat sehingga kadar glukosa darah menjadi normal kembali. Efek peningkatan glukosa hormon steroid dari adrenal adalah melalui peningkatan aktifitas enzim yang mengkatalisis pemecahan asam amino pada tingkat transkripsi gen yang bersangkutan.
b.      Sintesis glikogen
Cadangan glikogen yang disimpan bertambah melalui pengaktifan enzim glikogen sintase dan tosfatase.
c.       Metabolisme lipid
Terjadi peningkatan lipolisis pada anggota badan dan lipogenesis didaerah wajah dan tubuh. Terjadi gejala’’moon face’’. Mekanisme kerja yang jelas belum diketahui, hormon ini juga memperkuat efek lipolitik dari kotekolamin dan growth hormon.
d.      Efek anabolik
Melalui perangsangan produk gen spesifik sehingga terjadi peningkatan sintesis protein tertentu.
Sistem kekebalan:
a.       Respon imun
Hormon ini merusak limfosit dan menyebabkan involusi kekebalan limfosit.
b.      Respon anti radang
Mengurangi jumlah limfosit dan eosinofil dalam sirkulasi. Menghambat akumulasi leukosit ditempat peradangan. Sehingga pelepasan zat peradangan, kinin, histamine berkurang, mengambat poliferasi fibroblast, sehingga produksi kolagen dan fibronektin berkurang.
Akibat dari efek tersebut :
-         Kerentanan terhadap infeksi bertambah
-         Luka lama baru sembuh
-         Repon atau reaksi radang yang khas berkurang
Efek terhadap system lain:
a.       Kardiovaskular
Memelihara cardiac output dan tekanan darah yang normal melalui efeksinergis dengan katekolamin.
b.      Metabolism cairan dan elektrolit
Yaitu menambah retensi Na dan eksresi kalium melalui aktifitas mineralokortikoid dari molekul hormon ini.
c.       Matabolisme kalsium
Hormon ini mengurangi penyerapan kalsium di usus secara tidak langsung yaitu dengan menghambat pembentukan kalsitriol (Vitamin D5). Kalsitriol merangsang serapan Ca dan fosfat di usus. Hormon ini juga menghambat reabsorsi Ca diginjal dan pergerakan Ca ke dalam sel.
d.      Perkembangan jaringan otot dan tulang
Hormon ini memobilisasi asam amino untuk glukoneogenesis, sehingga terjadi atrafi otot pada kadar yang berlebihan. Akibat produksi kolagen yang berkurang dan efek sinergis dengan hormon paratiroid maka terjadi osteoporosis ada kadar yang tinggi.




3.      JENIS-JENIS HORMON
Hormon dapat diklasifikasikan melalui berbagai cara yaitu menurut komposisi kimia, sifat kelarutan, lokasi reseptor dan sifat sinyal yang mengantarai kerja hormon di dalam sel.

·     Klasifikasi hormon berdasarkan senyawa kimia pembentuknya:

1.Golongan Steroid yaitu turunan dari kolestrerol

2.Golongan Eikosanoid yaitu dari asam arachidonat

3.Golongan derivat Asam Amino dengan molekul yang kecil misalnya Thyroid,Katekolamin

4.Golongan Polipeptida/Protein, misalnya Insulin,Glukagon,GH,TSH

·     Berdasarkan sifat kelarutan molekul hormone:

1. Lipofilik : kelompok hormon yang dapat larut dalam lemak

2. Hidrofilik : kelompok hormon yang dapat larut dalam air

·     Berdasarkan lokasi reseptor hormon

1.Hormon yang berikatan dengan hormon dengan reseptor intraseluler

2.Hormon yang berikatan dengan reseptor permukaan sel (plasma membran)

·     Berdasarkan sifat sinyal yang mengantarai kerja hormon di dalam sel atau kelompok:

Hormon yang menggunakan kelompok second messenger senyawa cAMP,cGMP,Ca2+, Fosfoinositol, Lintasan Kinase sebagai mediator intraseluler.

Kelenjar-kelenjar yang menghasilkan hormon antara lain:
1.      Kelenjar Hipofisis
Kelenjar hipofisis merupakan kelenjar yang paling utama dalam sistem hormon, karena kelenjar ini mengeluarkan hormon yang dapat mempengaruhi kerja kelenjar lain. Kelenjar ini terletak di bawah organ hipotalamus. Kelenjar ini dibagi menjadi 3 bagian, yaitu:
- Hipofisis Anterior, menghasilkan HGH, ACTH, TSH, LTH, Gonadotropin (LH dan FSH).
- Hipofisis Posterior, menghasilkan ADH, oksitosin, vasopresin.
- Hipofisis Intermedia, menghasilkan melanotropin dan intermedin.
HGH (Human Growth Hormone) adalah hormon yang merangsang pertumbuhan manusia.
ACTH (adrenocortitropic hormone) adalah hormon yang merangsang/memacu kerja kelenjar adrenal.
TSH (tiroid stimulating hormone) adalah hormon yang merangsang kerja kelenjar tiroid.
LTH (Lutteo Tropic Hormone) adalah hormon yang merangsang pengeluaran air susu dari kelenjar susu. Disebut juga prolaktin.
FSH (Follicle Stimulating Hormone) adalah hormon yang memicu terjadinya proses spermatogenesis dan oogenesis.
LH (Lutenizing Hormone) adalah hormon yang membantu pematangan sel ovum atau sel sperma.
ADH (Antidiuretic Hormone) adalah hormon yang merangsang reabsorpsi pada ginjal, sehingga mengurangi kadar air yang dikeluarkan.
Oksitosin adalah hormon yang merangsang kontraksi uterus.
Vasopresin adalah hormon yang merangsang penyempitan pembuluh darah (vasodilatasi) sehingga mempengaruhi tekanan darah. Vasopresin bekerja lebih lama dibandingkan adrenalin.
Melanotropin dan Intermedin adalah hormon yang merangsang produksi pigmen melanin di kulit.
Hipofisis intermedia lama-kelamaan akan menyusut dan menyatu dengan hipofisis anterior.
2.      Kelenjar Tiroid
Kelenjar tiroid terletak di leher dan berjumlah 2 buah, menghasilkan:
- Tiroksin, hormon yang mempengaruhi pertumbuhan dengan cara merangsang metabolisme.
- Triiodotironin, yaitu hormon yang mempengaruhi proses oksidasi (pembakaran), pertumbuhan dan perkembangan tubuh, kematangan seks, distribusi air dan garam dalam tubuh dan mengubah glikogen menjadi glukosa.
-  Kalsitonin, yaitu hormon yang merangsang penimbunan kalsium dalam tulang.
Jika kekurangan atau kelebihan:
- Anak-anak:
-   Kekurangan: kretinisme (pertumbuhan terhambat)
-   Kelebihan: morbus Basedow (metabolisme berlangsung cepat)
- Dewasa:
-   Kekurangan: miksoedema (metabolisme berlangsung lambat)
-   Kelebihan: gigantisme (pertumbuhan berlebihan)
Jika terjadi kesalahan dalam proses produksi tiroksin dan TSH, maka akan terjadi penyakit gondok.
3.      Kelenjar Paratiroid
Kelenjar paratiroid adalah kelenjar yang terletak di dekat kelenjar tiroid. Secara keseluruhan ada 4 kelenjar paratiroid.
Kelenjar paratiroid menghasilkan parathormon. Parathormon merupakan hormon yang mengatur peredaran kalsium dan fosfor dalam darah. caranya, parathormon melepaskan kalsium dan fosfor dalam darah, terus dilepaskan ke darah. Parathormon berperan besar dalam pembentukan gigi dan tulang, mekanisme otot dan pembekuan darah. Jika terjadi kekurangan parathormon yang disebabkan oleh bakteri Clostridum tetani, maka akan terkena penyakit tetanus.
4.      Kelenjar Timus
Kelenjar timus adalah kelenjar yang terletak di rongga dada dan berbetuk seperti kacang. Kelenjar ini hanya berfungsi hingga umur 17/20 tahun untuk wanita, dan 22 tahun untuk pria. Kelenjar ini menghasilkan STH (somatotrof hormone) yang berfungsi untuk merangsang pertumbuhan. Jika terjadi hipersekresi/kelebihan produksi maka orang itu akan menderita akromegali, yaitu penebalan pada kulit wajah/jari.
5.      Kelenjar Adrenal
Kelenjar adrenal merupakan kelenjar yang berada di atas ginjal, masing-masing ginjal memiliki satu buah. Karena berada di atas ginjal, maka disebut juga kelenjar suprarenalis atau anak ginjal.
Kelenjar adrenal dibagi menjadi 2 bagian, yaitu:
-   Korteks, yang menghasilkan kortikoid (disebut juga kortison), glukokortikoid, androgen, estradiol, dan aldosteron.
-   Medulla, yang menghasilkan hormon adrenalin (disebut juga epinefrine).
Kortikoid/kortison adalah hormon yang menyerap natrium dalam darah, sehingga mempengaruhi tekanan darah.
Glukokortikoid adalah hormon yang membantu meningkatkan kadar gula dalam darah, dengan cara mengubah glikogen menjadi glukosa.
Androgen adalah hormon yang memicu munculnya ciri-ciri sekunder pris. Pada perempuan hormon ini dihasilkan sangat sedikit.
Estradiol adalah hormon yang memicu munculnya iri-ciri sekunder wanita. Pada pria hormon ini dihasilkan sangat sedikit.
Aldosteron adalah hormon yang mengatur kadar natrium dalam darah (seperti kortikoid) dan air, dengan cara memicu proses reabsorpsi.
Adrenalin adalah hormon yang mampu merangsang pelebaran daerah bronkus dan bronkiolus (jadi bronkus sama bronkiolusnya dilebarkan), meningkatkan denyut jantung, melemaskan otot polos yang kaku pada pembuluh darah, dan mengubah glikogen menjadi glukosa.
6.      Kelenjar Pankreas
Kelenjar Pankreas adalah kelenjar yang terletak di rongga perut, menghasilkan:
1. Insulin, berfungsi mengubah glukosa menjadi glikogen, sehingga menurunkan kadar gula darah.
2. Glukagon, berfungsi mengubah glikogen menjadi glukosa, sehingga meningkatkan kadar gula darah.
7.      Kelenjar Gonad
Kelenjar gonad merupakan kelenjar yang sangat berperan dalam reproduksi. Pada pria, kelenjar gonadnya adalah testis, yang berjumlah 2 buah. Menghasilkan testosteron dan sperma. Pada wanita, kelenjar gonadnya adalah ovarium, juga berjumlah 2 buah. Menghasilkan estrogen, progesteron, dan ovum.

4.      SISTEM PENGENDALIAN HORMON
1.     Pengendalian metabolisme karbohidrat
Faktor utamanya adalah kadar gula dalam darah yang relatif konstan.dengan demikian apabila kadar glukosa dalam darah bertambah,maka pengendalian yng dilakukan oleh hormon adalah pankreas mengeluarkan hormon insulin yang berfungsi untuk menguraikan glikogen menjadi glukosa diperlambat.
2.    Pengendalian keseimbangan air
Apabila kadar air dalam tubuh berkurang maka konsentrasi darah bertambah besar,sehingga pituitari mengeluarkan hormon antidiuretik atau ADH yang berperan untuk menghambat keluarnya air dari ginjal.

5.      VITAMIN DAN FUNGSINYA BAGI TUBUH
Vitamin adalah suatu zat senyawa kompleks yang sangat dibutuhkan oleh tubuh kita yang berfungsi untuk membantu pengaturan atau proses kegiatan dalam tubuh. Tanpa vitamin manusia, hewan dan makhluk hidup lainnya tidak akan dapat melakukan aktifitas hidup dan kekurangan vitamin dapat menyebabkan memperbesar peluang terkena penyakit pada tubuh kita. Adapun vitamin berdasarkan kelarutannya didalam air:
-         Vitamin yang larut di dalam air : vitamin B dan vitamin C
-         Vitamin yang tidak larut didalam air : vitamin A, D, E dan K
1.      Vitamin A
Sumber dari vitamin A : susu, ikan, sayuran hijau dan kuning, hati buah-buahan warna merah dan kuning (cabe merah, wortel, pisang, papaya, dan lain-lain)
2.      Vitamin B1
Sumber dari vitamin B1 : gandum, daging, susu, kacang hijau, ragi, beras, telur, dsb. Adapu penyakit yang ditimbulkan karena kekurangan vitamin B1 : kulit kering, kulit bersisik, daya tahan tubuh berkurang.
3.      Vitamin B2
Sumber : sayur-sayuran segar, kacang kedelai, kuning telur, susu dan banyak lagi lainnya. Penyakit yang ditimbulkan akibat kekurangan vitamin B2 : turunnya daya tahan tubuh, kulit kering bersisik, mulut kering, bibir pecah-pecah, sariawan dsb.
4.      Vitamin B3
Sumber : buah-buahan, gandum, ragi, hati, ikan, ginjal, kentang manis, daging unggas dsb. Penyakit yang ditimbulakn akibat kekurangan vitamin B3 : terganggunya system pencernaan, otot mudah keran dan kejang, insomnia, badan lemas, mudah muntah dan mual-mual.
5.      Vitamin B5
Sumber : daging, susu, sayur mayor hijau, ginjal, hati, kacang ijo dll. Penyakit yang ditimbulakan akibat kekurangan vitamin B5 : otot mudah menjadi keram, sulit tidur, kulit pecah-pecah dan bersisik dll.
6.      Vitamin B6
Sumber : kacang-kacangan, jagung, beras, hati, ikan, beras tumbuk, ragi, daging,dll. Penyakit yang ditimbulkan akibat kekurangan vitamin B6 : pellagra laias kulit pecah-pecah, keram pada otot, insomnia.
7.      Vitamin B12
Sumber : telur, hati, daging dll. Penyakit yang ditimbulkan akibat kekurangan vitamin B12 : anemia, mudah capek, penyakit pada kulit dsb.
8.      Vitamin C
Sumber : jambu klutuk, jeruk, tomat, nenas, sayur segar, penyakit yang ditimbulkan akibat kekurangan vitamin C : mudah infeksi pada luka, gusi berdarah, rasa nyeri pada persendian.
9.      Vitamin D
Sumber : minyak ikan, susu, telur, keju. Penyakit yang ditimbulakan akibat kekurangan vitamin D : gigi akan mudah rusak, otot bisa mengalami kejang-kejang, pertumbuhan tulang tidak normal yang biasanya betis kaki akan membentuk huruf O atau X.
10.  Vitamin E
Sumber : ikan, ayam, kuning telur, kecambah, ragi, minyak tumbuh-tumbuhan, havermut. Penyakit kekurangan vitamin E : bisa mandul, gangguan saraf dan otot.
11.  Vitamin K
Sumber : susu, kuning telur, sayuran segar. Penyakit kekurangan vitamin K : darah sulir membeku bila terluka, pendarahan didalam tubuh.
3.      Vitamin adalah Mikronutrien Organik Esensial
Karena vitmin dibutuhkan pada diet manusia hanya dalam jumlah milligram ataau microgram per hari, maka vitamin disebut mikronutrien. Istilah ini digunakan untuk membedakannya dari makronutrien seperti karbohidrat, protein dan lemak yang dibutuhkan pada diet manusia dalam jumlah besar, yaitu ratusan atu sedikitnya lusinan gram per hari. Makronutrien diperlukan dalam jumlah besar untuk menyediakn energy, menghasilkan prokursor organic berbagai komponen tubuh dan untuk memberikan asam amino bagi sintesa protein tubuh. Sebaliknya vitamin diperlukan hanya dalam jumlah sedikit karena vitamin bekerja sebagai katalisator yang memungkinkan transformasi kimia makrinutrien yang secara bersama-sama kita sebut metabolisme. Seperti halnya enzim, bentuk aktif citamin hanya terdapat pada konsentrasi yang rendah didalam jaringan.
4.      Vitamin Adalah Komponen Esensial pada Koenzim dan Merupakan Gugus Prostetik Enzim
Fungsi biokimiawi beberapa vitamin pertamakali diketahui pada tahun 1930 melalui titik temu dua garis penelitian, yang satu pada struktur kimia koenzim dan lainnya pada struktur vitamin. Pada tahun 1935, Otto Warburg, seorang biokimiawan Jerman berhasil mengisolasi dan mengidentifikasi struktur koenzim yang sekarang disebut nikotinamida adenine, dinokliatida fosfat yang dibutuhakan didalam reaksi oksiddasi-reduksi enzimatis tertentu didalam sel.
 Salah satu komponen koenzim yang ditemukan adalah senyawa organic sederhana nikotinamida yang pertamakali diisolasi dari tembakau beberapa tahun sebelumnya. Beberapa waktu kemudian, ahli biokima Amerika D. Wayne Woolley dan Conrand Elvehjem mencoba mengidentifikasi struktur kimia senyawa yang diisolasi dari daging dan makanan lainnya yang dapat mencegah atau menyembuhkan penyakit kekurangan nutrisi pada anjing yang disebut lidah hitam yang mirip dengan pellagra pada manusia.
Vitamin-vitamin lainnya diteukan berfungsi sebagai komponen koenzim atau gugus prostetik enzim lainnya. Karena koenzim berfungsi mengkatalisa dan terdapat dalam jumlah sangat sedikit didalam sel, maka kebutuhan nutrisi akan vitamin dapat dipenuhi dengan jumlah kecil. Sebagai contoh, kebutuhan minum manusia perhari akan vitamin B6 kira-kira 2 mg, dan untuk vitamin B12 kurang dari 3µg
5.      Vitamin Dapat Dikelompokkan ke dalam Dua Kelas
Vitamin dibedakan atas dua kelas yaitu larut didalam air dan vitamin yang larut didalam lemak. Vitamin yang larut dalam air meliputi tiamin (vitamin B1), riboflavin (vitamin B2), asam nikotinat, asam pantotenat, piridoksin (vitamin B6), biotin, asam folat, vitamin B12, dan asam askorbat (vitamin C). hamper semua vitamin tersebut telah diketahui fungsi koenzimnya. Fungsi biokimiawi vitamin-vitamin yang larut didalam lemak yaitu vitamin A, D, E dan K yang merupakan senyawa berminyak dan tidak larut dalam air, tidak diketahui dengan jelas. Selain vitamin-vitamin yang telah dikenal ini. Terdapat senyawa lain yang diperluakn oleh sejumlah kecil spesies yang umumnya tidak sebagai vitamin. Golongan ini meliputi karnitin, inositol dan asam lipoat.
Vitamin
Bentuk koenzim (bentuk aktif)
Jenis reaksi atau proses yang dilangsungkan
Larut dalam air
Tiamin
Riboflavin

Asam nikotinat


Asam pantotenat
Piridoksin
Blotin
Asam folat
Vitamin B12
Asam askorbat

Larut dalam lemak
Vitamin A
Vitamin D
Vitamin E

Vitamin K

Tiamin pirofosfat.
Flavin mononukleotida, flavin adenine, dinukleotida.
 Niklotinamida adenine dinukleotida, nikotin amida adenin dinukleotida fosfat.
Koenzim A .
Piridoksal fosfat.
Biositin.
Asam tetra hidrofolat.
Deoksi adenosil kobalamin.
Tidak diketahui.


Retinal.
1,25-dihidroksikolekalsiferol.
Tidak diketahui.

Tidak diketahui.

Dekarboksilasi asam α-keto.
Reaksi oksidasi-reduksi.

Reaksi oksidasi-reduksi.


Transfer gugus asil.
Transfer gugus amino.
Transfer CO2.
Transfer gugus 1-karbon.
Pemindahan 1-2 hidrogen.
Kofaktor pada reaksi hidrosilasi.

Siklus penglihatan.
Regulasi metabolism CO2+.
Perlindungan lipida membran.
 Kofaktor pada reaksi karboksilasi.

6.      Timin (Vitamin B1) Berfungsi dalam Bentuk Tiamin Pirofosfat
Vitamin B1 atau tiamin penting didalam nutrisi kebanyakan vertebrata (hewan bertulang belakan) dan beberapa spesies mikroba. Kekurangan vitamin tersebut pada diet manusia menyebabkan beri-beri, suatu penyakit yang ditandai dengan tak terkendalinya syaraf, paralisis dan kehilangan berat. Tiamin mengandung system dua cincin, suatu pirimidin dan tiazol, pada jaringan hewan tiamin terutama terdapat sebagai tiamin pirofosfat yang merupakan bentuk koenzimnya. Tiamin firofosfat berfungsi sebagai koenzim pada beberapa reaksi enzimatik yang melibatkan pemindahan gugus aldehida dari molekul donor menjadi molekul penenrima.
Pada reaksi tersebut tiamin pirofosfat berfungsi sebagai senyawa perantara yang membawa gugus aldehida yang terkait secara kovalen dengan cincin tiazo. Contoh sederhana adalah reaksi yang dikatalisa oleh piruvat dekarboksilase yang merupakan langkah penting dalam fermentasi glukosa oleh khamir untuk menghasilkan alcohol. Pada reaksi dekarboksilase, piruvat, gugus karboksil, firuvat dikeluarkan sebagai CO2 dan sisa molekul yang kadang-kadang disebut sebagai asetaldehida aktif secara bersamaan dipindahkan keposisi 2 dari cincin tiazol yang terkai berat tiamin pirofosfat untuk menghasilkan turunan hidroksietil. Senyawa antara ini hanya sementara terdapat, karena gugus hidroksil dilepaskan dengan cepat dari koenzim dehidrogenase piruvat dan dehidrogenase α-kateglutarat yang lebih kompleks. Reaksi ini terjadi pada lintas utama oksidasi karbohidrat didalam sel.

BAB III
 PENUTUP

1.      KESIMPULAN
1.      Hormon merupakan senyawa kimia organik yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin dan mempunyai fungsi tertentu.
2.      Mekanisme kerja hormon yaitu sel mengandung reseptor bagi hormon dalam membran plasma. Penggabungan hormon dengan reseptornya dalam membran plasma dapat merangsang siklase adenil yang juga terdapat dalam membran plasma. Peningkatan aktivitas siklase adenil menyebabkan meningkatnya jumlah AMP siklis dalam sel. AMP siklis bekerja dalam sel untuk mengubah kecepatan satu atau beberapa proses.
3.      Macam-macam hormon: Hormon pada saluran pencernaan, hormon reproduksi, insulin, glukagon, Hormon-hormon adrenokortikoid, hormon kelenjar tiroid dan hormon pertumbuhan, dsb.
4.      Sistem pengendalian hormone terdiri atas pengendalian metabolism karbohidrat dan pengendalian air.
5.      Vitamin adalah suatu zat senyawa kompleks yang sangat dibutuhkan oleh tubuh kita yang berfungsi untuk membantu pengaturan atau proses kegiatan dalam tubuh.

2.      SARAN
1.      Perlunya pembelajaran dan pengkajian yang lebih mendalam lagi tentang Biokimia secara khusus.
2.      Keberadaan referensi dan acuan sumber pembelajaran yang lebih sistematis dan rinci untuk pokok bahasan biokimia sendiri.
3.      Penerapan ilmu dasar-dasar biokimia dalam kehidupan sehari-hari.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar