BAB
I
PENDAHULUAN
1.
LATAR
BELAKANG
Organisme
multiseluler memerlukan mekanisme untuk komunikasi antarsel agar dapat memberi
respon dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan eksternal dan internal yang
selalu berubah.
Sistem Endokrin dan susunan saraf merupakan alat
utama dimana tubuh mengkomunikasikan antara berbagai jaringan dan sel. Sistem
saraf sering dipandang sebagai pembawa pesan melalui sistem struktural yang
tetap. Sistem endokrin dimana berbagai macam ”hormon“ disekresikan oleh kelenjar spesifik lalu diangkut sebagai
pesan yang bergerak untuk bereaksi pada sel atau organ targetnya (definisi
klasik dari hormon). Kata hormon berasal dari istilah Yunani yang berarti
membangkitkan aktifitas
Hormon
diturunkan dari unsur-unsur penting; hormon peptida dari protein, hormon
steroid dari kolesterol, dan hormon tiroid serta katekolamin dari asam amino.
Hormon-hormon ini bekerjasama dengan sistem saraf pusat sebagai fungsi pengatur
dalam berbagai kejadian dan metabolisme dalam tubuh. Jika hormone sudah
berinteraksi dengan reseptor di dalam atau pada sel-sel target, maka komunikasi
intraseluler dimulai. Untuk itu perlu diketahui mengenai proses pengaturan
sekresi hormon, pengikatan dengan protein transpor, pengikatan dengan reseptor
dan kemampuan untuk didegradasi dan dibersihkan agar tidak memberikan dampak
metabolisme yang berkepanjangan.
2.
RUMUSAN
MASALAH
1. Apakah definisi dari hormone secara umum?
2. Bagaimanakah mekanisme kerja hormone dalam
tubuh?
3. Apa saja jenis-jenis hormone?
4. Bagaimanakah sistem pengendalian hormone dalam
tubuh?
5. Apakah saja jenis-jenis vitamin dan fungsinya
bagi tubuh?
3.
METODE PENULISAN
Metode penulisan yang
digunakan dalam menyusun makalah ini adalah metode deskriptif dengan teknik studi kepustakaan atau literatur yang dilakukan
dengan cara mengumpulkan data dari buku referensi, penunjang, literatur dan
media lainnya yang beredar seputar tema yang dibahas, dan juga mengambil sumber
penunjang dari internet dengan klasifikasi pengambilan sumber dari website
resmi.
4.
TUJUAN DAN MANFAAT
1. Mengetahui definisi hormone secara umum.
2. Mengetahui mekanisme kerja hormone dalam tubuh.
3. Mengetahui jenis-jenis hormone.
4. Mengetahui sistem pengendalian hormon.
5. Mengetahui jenis-jenis hormone dan fungsinya
bagi tubuh.
BAB
II
HORMON
DAN VITAMIN
1.
PENGERTIAN
HORMON
Hormon (dari bahasa Yunani, όρμή: horman -
"yang menggerakkan") adalah pembawa pesan kimiawi antarsel atau antarkelompok
sel. Semua organisme multiselular, termasuk tumbuhan memproduksi hormon.
Hormon merupakan senyawa kimia organik yang dihasilkan oleh kelenjar
endokrin dan mempunyai fungsi tertentu. Kelenjar endokrin disebut juga kelenjar
buntu karena tidak mempunyai saluran tersendiri. Kelenjar endokrin adalah
kelenjar dalam tubuh manusia yang tidak memiliki saluran untuk mengeluarkan
cairan yang dihasilkannya. Hormon yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin
diedarkan melalui darah.
Sekresinya disebut sekresi internal. Hormon yang dihasilkan
dikembalikan ke darah dan beredar mengikuti aliran darah menuju organ target.
Hormon tersebut akan mempengaruhi jaringan, organ sasaran atau organ target.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa system endokrin dapat berkomunikasi
dengan jaringan atau organ-organ target yang letaknya jauh dari kelenjar.
Pengaruh hormone berjalan lambat. Meskipun demikian, karena hormone
mempengaruhi metabolisme sel maka pengaruh hormone pada jaringan dan organ
bersifat menetap. Hormon berfungsi memacu kerja sel hingga berfungsi maksimum.
2.
MEKANISME
KERJA HORMON
Hormon
adalah zat kimia yang disintesis pada sel-sel khusus yang ditranspor ke sel
sasaran. Berperan mengkoordinasi aktifitas berbagai jaringan tubuh dengan dua
cara:
1. Mengatur
aktifitas protein yang sudah ada didalam sel saat hormon bekerja
2. Mengatur
sintesis atau degradasi protein.
Hasil
dari kedua cara tersebut adalah terjadinya perubahan kapasitas enzimatik sel.
Pada cara 1 perubahannya berlangsung cepat sedangkan pada cara 2 terjadi
perubahan yang berjalan lambat (jam/hari). Reseptor pada sel sasaran dapat
dibagi menjadi 2 golongan :
Reseptor pada permukaan sel; terutama
untuk hormon polipeptida dan katekolamin. Reseptor didalam sel; terutama untuk
steroid dan tiroksin. Mekanisme kerja hormon meliputi
1. Hormon
yang berkaitan dengan reseptor intrasel
Hormon steroid
kelenjar adrenal bagian korteks selalu membentuk kompleks hormon reseptor
kemudian terjadi proses aktifasi sehingga ompleks ini dapat berkaitan dengan
tempat spesifik di DNA dan mempengaruhi proses transkripsi gen secara selektif
serta produksi RNA sehingga terjadi pengaruh secara umum terhadap metabolism
sel. Hormon steroid dari kelenjar adrenal disintesis dari kolesterol, plasma
darah dan sebagian kecil dari asetil-KoA melalui mevalonat dan squalene.
2. Efek
metabolic (metabolism perantara)
a. Glukoneogenesis
Hormon ini
menambah glukosa hati melalui : meningkatkan glukoneogenesis. Efek katabolic
dijarngan perifer, otot, jaringan lemak. Hormon ini juga mehambat uptake dan
penggunaan glukosa oleh jaringan ekstra cepat sehingga kadar glukosa darah
menjadi normal kembali. Efek peningkatan glukosa hormon steroid dari adrenal
adalah melalui peningkatan aktifitas enzim yang mengkatalisis pemecahan asam
amino pada tingkat transkripsi gen yang bersangkutan.
b. Sintesis
glikogen
Cadangan glikogen yang disimpan
bertambah melalui pengaktifan enzim glikogen sintase dan tosfatase.
c. Metabolisme
lipid
Terjadi
peningkatan lipolisis pada anggota badan dan lipogenesis didaerah wajah dan
tubuh. Terjadi gejala’’moon face’’. Mekanisme kerja yang jelas belum diketahui,
hormon ini juga memperkuat efek lipolitik dari kotekolamin dan growth hormon.
d. Efek
anabolik
Melalui
perangsangan produk gen spesifik sehingga terjadi peningkatan sintesis protein
tertentu.
Sistem
kekebalan:
a. Respon
imun
Hormon ini merusak limfosit dan
menyebabkan involusi kekebalan limfosit.
b. Respon
anti radang
Mengurangi jumlah
limfosit dan eosinofil dalam sirkulasi. Menghambat akumulasi leukosit ditempat
peradangan. Sehingga pelepasan zat peradangan, kinin, histamine berkurang,
mengambat poliferasi fibroblast, sehingga produksi kolagen dan fibronektin
berkurang.
Akibat dari efek
tersebut :
-
Kerentanan terhadap
infeksi bertambah
-
Luka lama baru sembuh
-
Repon atau reaksi radang
yang khas berkurang
Efek
terhadap system lain:
a. Kardiovaskular
Memelihara
cardiac output dan tekanan darah yang normal melalui efeksinergis dengan
katekolamin.
b. Metabolism
cairan dan elektrolit
Yaitu
menambah retensi Na dan eksresi kalium melalui aktifitas mineralokortikoid dari
molekul hormon ini.
c. Matabolisme
kalsium
Hormon
ini mengurangi penyerapan kalsium di usus secara tidak langsung yaitu dengan
menghambat pembentukan kalsitriol (Vitamin D5). Kalsitriol
merangsang serapan Ca dan fosfat di usus. Hormon ini juga menghambat reabsorsi
Ca diginjal dan pergerakan Ca ke dalam sel.
d. Perkembangan
jaringan otot dan tulang
Hormon
ini memobilisasi asam amino untuk glukoneogenesis, sehingga terjadi atrafi otot
pada kadar yang berlebihan. Akibat produksi kolagen yang berkurang dan efek
sinergis dengan hormon paratiroid maka terjadi osteoporosis ada kadar yang
tinggi.
3.
JENIS-JENIS
HORMON
Hormon dapat diklasifikasikan melalui berbagai cara yaitu menurut
komposisi kimia, sifat kelarutan, lokasi reseptor dan sifat sinyal yang mengantarai
kerja hormon di dalam sel.
· Klasifikasi hormon berdasarkan senyawa kimia pembentuknya:
1.Golongan Steroid yaitu turunan dari kolestrerol
2.Golongan Eikosanoid yaitu dari asam arachidonat
3.Golongan derivat Asam Amino dengan molekul yang kecil misalnya Thyroid,Katekolamin
4.Golongan Polipeptida/Protein, misalnya Insulin,Glukagon,GH,TSH
· Berdasarkan sifat kelarutan molekul hormone:
1. Lipofilik : kelompok hormon yang dapat larut dalam lemak
2. Hidrofilik : kelompok hormon yang dapat larut dalam air
· Berdasarkan lokasi reseptor hormon
1.Hormon yang berikatan dengan hormon dengan reseptor intraseluler
2.Hormon yang berikatan dengan reseptor permukaan sel (plasma membran)
· Berdasarkan sifat sinyal yang mengantarai kerja hormon di dalam sel atau kelompok:
Hormon yang menggunakan kelompok second messenger senyawa cAMP,cGMP,Ca2+, Fosfoinositol, Lintasan Kinase sebagai mediator intraseluler.
Kelenjar-kelenjar yang menghasilkan hormon antara lain:
1.
Kelenjar Hipofisis
Kelenjar
hipofisis merupakan kelenjar yang paling utama dalam sistem hormon, karena
kelenjar ini mengeluarkan hormon yang dapat mempengaruhi kerja kelenjar lain. Kelenjar
ini terletak di bawah organ hipotalamus. Kelenjar ini dibagi menjadi 3 bagian,
yaitu:
- Hipofisis Anterior,
menghasilkan HGH, ACTH, TSH, LTH, Gonadotropin (LH dan FSH).
- Hipofisis Posterior,
menghasilkan ADH, oksitosin, vasopresin.
- Hipofisis Intermedia,
menghasilkan melanotropin dan intermedin.
HGH (Human Growth Hormone)
adalah hormon yang merangsang pertumbuhan manusia.
ACTH (adrenocortitropic
hormone) adalah hormon yang merangsang/memacu kerja kelenjar adrenal.
TSH (tiroid stimulating
hormone) adalah hormon yang merangsang kerja kelenjar tiroid.
LTH (Lutteo Tropic Hormone)
adalah hormon yang merangsang pengeluaran air susu dari kelenjar susu. Disebut
juga prolaktin.
FSH (Follicle Stimulating
Hormone) adalah hormon yang memicu terjadinya proses spermatogenesis dan
oogenesis.
LH (Lutenizing Hormone)
adalah hormon yang membantu pematangan sel ovum atau sel sperma.
ADH (Antidiuretic Hormone)
adalah hormon yang merangsang reabsorpsi pada ginjal, sehingga mengurangi kadar
air yang dikeluarkan.
Oksitosin adalah hormon yang
merangsang kontraksi uterus.
Vasopresin adalah hormon
yang merangsang penyempitan pembuluh darah (vasodilatasi) sehingga mempengaruhi
tekanan darah. Vasopresin bekerja lebih lama dibandingkan adrenalin.
Melanotropin dan Intermedin
adalah hormon yang merangsang produksi pigmen melanin di kulit.
Hipofisis intermedia lama-kelamaan akan menyusut dan menyatu dengan
hipofisis anterior.
2.
Kelenjar Tiroid
Kelenjar
tiroid terletak di leher dan berjumlah 2 buah, menghasilkan:
- Tiroksin, hormon yang
mempengaruhi pertumbuhan dengan cara merangsang metabolisme.
- Triiodotironin, yaitu
hormon yang mempengaruhi proses oksidasi (pembakaran), pertumbuhan dan
perkembangan tubuh, kematangan seks, distribusi air dan garam dalam tubuh dan mengubah
glikogen menjadi glukosa.
- Kalsitonin, yaitu hormon yang merangsang
penimbunan kalsium dalam tulang.
Jika kekurangan atau kelebihan:
- Anak-anak:
- Kekurangan:
kretinisme (pertumbuhan terhambat)
- Kelebihan:
morbus Basedow (metabolisme berlangsung cepat)
- Dewasa:
- Kekurangan:
miksoedema (metabolisme berlangsung lambat)
- Kelebihan:
gigantisme (pertumbuhan berlebihan)
Jika terjadi kesalahan dalam proses produksi tiroksin dan TSH, maka
akan terjadi penyakit gondok.
3.
Kelenjar Paratiroid
Kelenjar
paratiroid adalah kelenjar yang terletak di dekat kelenjar tiroid. Secara
keseluruhan ada 4 kelenjar paratiroid.
Kelenjar paratiroid menghasilkan parathormon.
Parathormon merupakan hormon yang mengatur peredaran kalsium dan fosfor dalam
darah. caranya, parathormon melepaskan kalsium dan fosfor dalam darah, terus
dilepaskan ke darah. Parathormon berperan besar dalam pembentukan gigi dan
tulang, mekanisme otot dan pembekuan darah. Jika terjadi kekurangan parathormon
yang disebabkan oleh bakteri Clostridum
tetani, maka akan terkena penyakit tetanus.
4.
Kelenjar Timus
Kelenjar timus adalah kelenjar yang terletak di rongga
dada dan berbetuk seperti kacang. Kelenjar ini hanya berfungsi hingga umur
17/20 tahun untuk wanita, dan 22 tahun untuk pria. Kelenjar ini menghasilkan
STH (somatotrof hormone) yang berfungsi untuk merangsang pertumbuhan. Jika
terjadi hipersekresi/kelebihan produksi maka orang itu akan menderita
akromegali, yaitu penebalan pada kulit wajah/jari.
5.
Kelenjar Adrenal
Kelenjar
adrenal merupakan kelenjar yang berada di atas ginjal, masing-masing ginjal
memiliki satu buah. Karena berada di atas ginjal, maka disebut juga kelenjar
suprarenalis atau anak ginjal.
Kelenjar
adrenal dibagi menjadi 2 bagian, yaitu:
- Korteks,
yang menghasilkan kortikoid (disebut juga kortison), glukokortikoid, androgen,
estradiol, dan aldosteron.
- Medulla,
yang menghasilkan hormon adrenalin (disebut juga epinefrine).
Kortikoid/kortison adalah
hormon yang menyerap natrium dalam darah, sehingga mempengaruhi tekanan darah.
Glukokortikoid adalah hormon
yang membantu meningkatkan kadar gula dalam darah, dengan cara mengubah
glikogen menjadi glukosa.
Androgen adalah hormon yang
memicu munculnya ciri-ciri sekunder pris. Pada perempuan hormon ini dihasilkan
sangat sedikit.
Estradiol adalah hormon yang
memicu munculnya iri-ciri sekunder wanita. Pada pria hormon ini dihasilkan
sangat sedikit.
Aldosteron adalah hormon
yang mengatur kadar natrium dalam darah (seperti kortikoid) dan air, dengan
cara memicu proses reabsorpsi.
Adrenalin adalah hormon yang
mampu merangsang pelebaran daerah bronkus dan bronkiolus (jadi bronkus sama
bronkiolusnya dilebarkan), meningkatkan denyut jantung, melemaskan otot polos
yang kaku pada pembuluh darah, dan mengubah glikogen menjadi glukosa.
6.
Kelenjar Pankreas
Kelenjar
Pankreas adalah kelenjar yang terletak di rongga perut, menghasilkan:
1. Insulin, berfungsi
mengubah glukosa menjadi glikogen, sehingga menurunkan kadar gula darah.
2. Glukagon, berfungsi mengubah glikogen menjadi glukosa,
sehingga meningkatkan kadar gula darah.
7.
Kelenjar Gonad
Kelenjar
gonad merupakan kelenjar yang sangat berperan dalam reproduksi. Pada pria, kelenjar
gonadnya adalah testis, yang berjumlah 2 buah. Menghasilkan testosteron dan
sperma. Pada wanita, kelenjar gonadnya adalah ovarium, juga berjumlah 2 buah.
Menghasilkan estrogen, progesteron, dan ovum.
4.
SISTEM PENGENDALIAN HORMON
1.
Pengendalian metabolisme karbohidrat
Faktor
utamanya adalah kadar gula dalam darah yang relatif konstan.dengan demikian
apabila kadar glukosa dalam darah bertambah,maka pengendalian yng dilakukan
oleh hormon adalah pankreas mengeluarkan hormon insulin yang berfungsi untuk menguraikan
glikogen menjadi glukosa diperlambat.
2.
Pengendalian keseimbangan air
Apabila kadar air dalam tubuh
berkurang maka konsentrasi darah bertambah besar,sehingga pituitari
mengeluarkan hormon antidiuretik atau ADH yang berperan untuk menghambat
keluarnya air dari ginjal.
5.
VITAMIN
DAN FUNGSINYA BAGI TUBUH
Vitamin adalah suatu zat senyawa
kompleks yang sangat dibutuhkan oleh tubuh kita yang berfungsi untuk membantu
pengaturan atau proses kegiatan dalam tubuh. Tanpa vitamin manusia, hewan dan
makhluk hidup lainnya tidak akan dapat melakukan aktifitas hidup dan kekurangan
vitamin dapat menyebabkan memperbesar peluang terkena penyakit pada tubuh kita.
Adapun vitamin berdasarkan kelarutannya didalam air:
-
Vitamin yang larut di dalam
air : vitamin B dan vitamin C
-
Vitamin yang tidak
larut didalam air : vitamin A, D, E dan K
1.
Vitamin A
Sumber
dari vitamin A : susu, ikan, sayuran hijau dan kuning, hati buah-buahan warna
merah dan kuning (cabe merah, wortel, pisang, papaya, dan lain-lain)
2.
Vitamin B1
Sumber
dari vitamin B1 : gandum, daging, susu, kacang hijau, ragi, beras, telur, dsb.
Adapu penyakit yang ditimbulkan karena kekurangan vitamin B1 : kulit kering,
kulit bersisik, daya tahan tubuh berkurang.
3.
Vitamin B2
Sumber
: sayur-sayuran segar, kacang kedelai, kuning telur, susu dan banyak lagi
lainnya. Penyakit yang ditimbulkan akibat kekurangan vitamin B2 : turunnya daya
tahan tubuh, kulit kering bersisik, mulut kering, bibir pecah-pecah, sariawan
dsb.
4.
Vitamin B3
Sumber
: buah-buahan, gandum, ragi, hati, ikan, ginjal, kentang manis, daging unggas
dsb. Penyakit yang ditimbulakn akibat kekurangan vitamin B3 : terganggunya
system pencernaan, otot mudah keran dan kejang, insomnia, badan lemas, mudah
muntah dan mual-mual.
5.
Vitamin B5
Sumber
: daging, susu, sayur mayor hijau, ginjal, hati, kacang ijo dll. Penyakit yang
ditimbulakan akibat kekurangan vitamin B5 : otot mudah menjadi keram, sulit
tidur, kulit pecah-pecah dan bersisik dll.
6.
Vitamin B6
Sumber
: kacang-kacangan, jagung, beras, hati, ikan, beras tumbuk, ragi, daging,dll.
Penyakit yang ditimbulkan akibat kekurangan vitamin B6 : pellagra laias kulit
pecah-pecah, keram pada otot, insomnia.
7.
Vitamin B12
Sumber
: telur, hati, daging dll. Penyakit yang ditimbulkan akibat kekurangan vitamin
B12 : anemia, mudah capek, penyakit pada kulit dsb.
8.
Vitamin C
Sumber
: jambu klutuk, jeruk, tomat, nenas, sayur segar, penyakit yang ditimbulkan
akibat kekurangan vitamin C : mudah infeksi pada luka, gusi berdarah, rasa
nyeri pada persendian.
9.
Vitamin D
Sumber
: minyak ikan, susu, telur, keju. Penyakit yang ditimbulakan akibat kekurangan
vitamin D : gigi akan mudah rusak, otot bisa mengalami kejang-kejang,
pertumbuhan tulang tidak normal yang biasanya betis kaki akan membentuk huruf O
atau X.
10.
Vitamin E
Sumber
: ikan, ayam, kuning telur, kecambah, ragi, minyak tumbuh-tumbuhan, havermut.
Penyakit kekurangan vitamin E : bisa mandul, gangguan saraf dan otot.
11.
Vitamin K
Sumber
: susu, kuning telur, sayuran segar. Penyakit kekurangan vitamin K : darah
sulir membeku bila terluka, pendarahan didalam tubuh.
3.
Vitamin
adalah Mikronutrien Organik Esensial
Karena
vitmin dibutuhkan pada diet manusia hanya dalam jumlah milligram ataau
microgram per hari, maka vitamin disebut mikronutrien.
Istilah ini digunakan untuk membedakannya dari makronutrien seperti karbohidrat, protein dan lemak yang dibutuhkan
pada diet manusia dalam jumlah besar, yaitu ratusan atu sedikitnya lusinan gram
per hari. Makronutrien diperlukan dalam jumlah besar untuk menyediakn energy,
menghasilkan prokursor organic berbagai komponen tubuh dan untuk memberikan
asam amino bagi sintesa protein tubuh. Sebaliknya vitamin diperlukan hanya
dalam jumlah sedikit karena vitamin bekerja sebagai katalisator yang
memungkinkan transformasi kimia makrinutrien yang secara bersama-sama kita
sebut metabolisme. Seperti halnya enzim, bentuk aktif citamin hanya terdapat
pada konsentrasi yang rendah didalam jaringan.
4.
Vitamin
Adalah Komponen Esensial pada Koenzim dan Merupakan Gugus Prostetik Enzim
Fungsi biokimiawi beberapa vitamin
pertamakali diketahui pada tahun 1930 melalui titik temu dua garis penelitian,
yang satu pada struktur kimia koenzim dan lainnya pada struktur vitamin. Pada
tahun 1935, Otto Warburg, seorang biokimiawan Jerman berhasil mengisolasi dan
mengidentifikasi struktur koenzim yang sekarang disebut nikotinamida adenine, dinokliatida fosfat yang dibutuhakan didalam
reaksi oksiddasi-reduksi enzimatis tertentu didalam sel.
Salah satu komponen koenzim yang ditemukan
adalah senyawa organic sederhana nikotinamida
yang pertamakali diisolasi dari tembakau beberapa tahun sebelumnya.
Beberapa waktu kemudian, ahli biokima Amerika D. Wayne Woolley dan Conrand
Elvehjem mencoba mengidentifikasi struktur kimia senyawa yang diisolasi dari
daging dan makanan lainnya yang dapat mencegah atau menyembuhkan penyakit
kekurangan nutrisi pada anjing yang disebut lidah
hitam yang mirip dengan pellagra pada
manusia.
Vitamin-vitamin lainnya diteukan
berfungsi sebagai komponen koenzim atau gugus prostetik enzim lainnya. Karena koenzim
berfungsi mengkatalisa dan terdapat dalam jumlah sangat sedikit didalam sel,
maka kebutuhan nutrisi akan vitamin dapat dipenuhi dengan jumlah kecil. Sebagai
contoh, kebutuhan minum manusia perhari akan vitamin B6 kira-kira 2 mg, dan untuk vitamin B12 kurang
dari 3µg
5.
Vitamin
Dapat Dikelompokkan ke dalam Dua Kelas
Vitamin dibedakan atas dua kelas
yaitu larut didalam air dan vitamin
yang larut didalam lemak. Vitamin
yang larut dalam air meliputi tiamin (vitamin B1), riboflavin
(vitamin B2), asam nikotinat, asam pantotenat, piridoksin (vitamin B6),
biotin, asam folat, vitamin B12, dan asam askorbat (vitamin C).
hamper semua vitamin tersebut telah diketahui fungsi koenzimnya. Fungsi
biokimiawi vitamin-vitamin yang larut didalam lemak yaitu vitamin A, D, E dan K
yang merupakan senyawa berminyak dan tidak larut dalam air, tidak diketahui
dengan jelas. Selain vitamin-vitamin yang telah dikenal ini. Terdapat senyawa
lain yang diperluakn oleh sejumlah kecil spesies yang umumnya tidak sebagai
vitamin. Golongan ini meliputi karnitin,
inositol dan asam lipoat.
Vitamin
|
Bentuk
koenzim (bentuk aktif)
|
Jenis
reaksi atau proses yang dilangsungkan
|
Larut
dalam air
Tiamin
Riboflavin
Asam
nikotinat
Asam
pantotenat
Piridoksin
Blotin
Asam
folat
Vitamin B12
Asam
askorbat
Larut
dalam lemak
Vitamin A
Vitamin D
Vitamin E
Vitamin K
|
Tiamin pirofosfat.
Flavin
mononukleotida, flavin adenine, dinukleotida.
Niklotinamida adenine dinukleotida, nikotin
amida adenin dinukleotida fosfat.
Koenzim A
.
Piridoksal
fosfat.
Biositin.
Asam
tetra hidrofolat.
Deoksi
adenosil kobalamin.
Tidak
diketahui.
Retinal.
1,25-dihidroksikolekalsiferol.
Tidak
diketahui.
Tidak
diketahui.
|
Dekarboksilasi
asam α-keto.
Reaksi
oksidasi-reduksi.
Reaksi
oksidasi-reduksi.
Transfer
gugus asil.
Transfer
gugus amino.
Transfer
CO2.
Transfer
gugus 1-karbon.
Pemindahan
1-2 hidrogen.
Kofaktor
pada reaksi hidrosilasi.
Siklus
penglihatan.
Regulasi
metabolism CO2+.
Perlindungan
lipida membran.
Kofaktor pada reaksi karboksilasi.
|
6.
Timin
(Vitamin B1) Berfungsi dalam Bentuk Tiamin Pirofosfat
Vitamin B1 atau tiamin
penting didalam nutrisi kebanyakan vertebrata (hewan bertulang belakan) dan
beberapa spesies mikroba. Kekurangan vitamin tersebut pada diet manusia
menyebabkan beri-beri, suatu penyakit yang ditandai dengan tak terkendalinya
syaraf, paralisis dan kehilangan berat. Tiamin mengandung system dua cincin,
suatu pirimidin dan tiazol, pada jaringan hewan tiamin terutama terdapat
sebagai tiamin pirofosfat yang
merupakan bentuk koenzimnya. Tiamin firofosfat berfungsi sebagai koenzim pada
beberapa reaksi enzimatik yang melibatkan pemindahan gugus aldehida dari
molekul donor menjadi molekul penenrima.
Pada reaksi tersebut tiamin
pirofosfat berfungsi sebagai senyawa perantara yang membawa gugus aldehida yang
terkait secara kovalen dengan cincin tiazo. Contoh sederhana adalah reaksi yang
dikatalisa oleh piruvat dekarboksilase
yang merupakan langkah penting dalam fermentasi glukosa oleh khamir
untuk menghasilkan alcohol. Pada reaksi dekarboksilase, piruvat, gugus
karboksil, firuvat dikeluarkan sebagai CO2 dan sisa molekul yang
kadang-kadang disebut sebagai asetaldehida
aktif secara bersamaan dipindahkan keposisi 2 dari cincin tiazol yang
terkai berat tiamin pirofosfat untuk menghasilkan turunan hidroksietil. Senyawa
antara ini hanya sementara terdapat, karena gugus hidroksil dilepaskan dengan
cepat dari koenzim dehidrogenase
piruvat dan dehidrogenase
α-kateglutarat yang lebih kompleks. Reaksi ini terjadi pada lintas
utama oksidasi karbohidrat didalam sel.
BAB
III
PENUTUP
1.
KESIMPULAN
1. Hormon
merupakan senyawa kimia organik yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin dan
mempunyai fungsi tertentu.
2. Mekanisme kerja hormon yaitu sel
mengandung reseptor bagi hormon dalam membran plasma. Penggabungan hormon
dengan reseptornya dalam membran plasma dapat merangsang siklase adenil yang
juga terdapat dalam membran plasma. Peningkatan aktivitas siklase adenil
menyebabkan meningkatnya jumlah AMP siklis dalam sel. AMP siklis bekerja dalam
sel untuk mengubah kecepatan satu atau beberapa proses.
3. Macam-macam hormon: Hormon pada saluran
pencernaan, hormon reproduksi, insulin, glukagon, Hormon-hormon
adrenokortikoid, hormon kelenjar tiroid dan hormon pertumbuhan, dsb.
4. Sistem pengendalian hormone terdiri
atas pengendalian metabolism karbohidrat dan pengendalian air.
5. Vitamin
adalah suatu zat senyawa kompleks yang sangat dibutuhkan oleh tubuh kita yang
berfungsi untuk membantu pengaturan atau proses kegiatan dalam tubuh.
2.
SARAN
1. Perlunya
pembelajaran dan pengkajian yang lebih mendalam lagi tentang Biokimia secara
khusus.
2. Keberadaan
referensi dan acuan sumber pembelajaran yang lebih sistematis dan rinci untuk
pokok bahasan biokimia sendiri.
3. Penerapan
ilmu dasar-dasar biokimia dalam kehidupan sehari-hari.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar