PRAKTIKUM I.1
Topik :
Uji Karbohidrat I (Glukosa)
Tujuan : Untuk mengetahui apakah
dalam suatu senyawa/larutan mengandung glukosa
Hari/ tanggal : Jum’at / 1 Maret 2013
Tempat : Laboratorium Biologi PMIPA FKIP UNLAM Banjarmasin

I.




ALAT DAN BAHAN





Alat :
1.
Tabung reaksi
2.
Rak tabung reaksi
3.
Tabung
sentripuge
4.
Gelas kimia
5.
Gelas ukur
6.
Pipet tetes
7.
Kertas label
8.
Kain kasa
9.
Pisau
10. Blender
11. Baki
12. Sentripuge
13. Water bath
Bahan :
1.
Fehling A dan B
2.
Air
3.
Larutan glukosa
4.
Bermacam larutan sari buah yaitu:
a)
Jeruk
b)
Jambu biji
c)
Semangka
d)
Sirsak
e)
Pepaya
f)
Mangga
g)
Alpukat
h)
Pisang
i)
Bengkoang
j)
Rambutan
- CARA KERJA
1.
Memotong buah
– buah yang tersedia, kemudian menghaluskannya dengan blender
2.
Menyaring
buah yang sudah diblender tersebut dengan kain kasa.
3.
Setelah
disaring, memasukan sari buah tersebut kedalam tabung sentripuge dan kemudian
di ekstrak 60 RPM selama 15 menit
4.
Menunggu
sampai sari buah mengendap
5.
Setelah
mengendap, kemudian membuang endapan tersebut dan sisanya di masukan kedalam
tabung reaksi dengan label sari buah.
6.
Menyiapkan
tabung reaksi dengan label glukosa kemudian memasukan glukosa ke tabung
tersebut.
7.
Meletakan
tabung reaksi dengan label sari buah dan glukosa tersebut kedalam rak tabung
reaksi, kemudian menambahkan fehling A dan B ke masing – masing tabung reaksi.
8.
Setrelah itu
memanaskan kedua tabung reaksi kedalam waterbath dengan suhu 95o C,
selama 3 menit
9.
Mengamati
perubahan warna yang terjadi/
- TEORI DASAR
Karbohidrat
merupakan sumber energi utama bagi organisme hidup. Manusia menggunakan zat pati
sebagai nutrien utama. Zat pati yang terdapat dalam beras, jagung, gandum,
singkong, ubi, sagu, dan lain-lain merupakan polimer dari glukosa yang
disintesis oleh tumbuh-tumbuhan sebagai cadangan energi/makanan bagi
tumbuh-tumbuhan tersebut.
Pada
hewan dan manusia, karbohidrat disimpan dalam bentuk glikogen, terutama di hati
(2-8%) dan otot (0,5-1%). Glikogen hati terutama berguna untuk mempertahankan
kadar glukosa darah normal (70-90 mg/100 ml darah), sedangkan glikogen otot
bertindak sebagai penyedia energi untuk keperluan kontraksi. Pada tahap reaksi
persiapan, yaitu pada tahap pencernaan, karbohidrat dipecah-pecah menjadi
monomer-monomernya seperti glukosa, fruktosa, galaktosa, manosa, dan
sebagainya.
Katabolisme
karbohidrat. Dalam hal ini glukosa, terdapat beberapa tipe jalur penambatan
yang antara lain jalur glikolisis atau Embden
Meyerhof – Parnas Pathway (EMP), Entne
– Duodorff – Pathway (ED) dan Hexosa
Mono Phospat Phatway (HMP). Oksidasi selanjutnya senyawa antara umum yang
dihasilkan dari jalur di atas memasuki daur krebs (daur asam trikarboksilat)
dan rantai respirasi yang berlangsung dengan fosforilasi oksidatif untuk
menghasilkan ATP yang lebih banyak. Proses metabolisme yang berlangsung pada
tiap organisme, bergantung pada aktivitas sistem enzim yang dimiliki oleh
orgnanisme tersebut.
Jalur-jalur
EMP, ED, HMP berlangsung dalam keadaan anaerob. Sedangkan proses selanjutnya,
yaitu siklus asam trikarboksilat (TCA ataudaur Krebs) dan rantai respirasi
terjadi dalam keadaan anaerob.
Glukosa
digunakan baik oleh organisme anaerob maupun aerob. Pada tahap-tahap awal jalur
katabolisme untuk kedua tipe organisme itu mirip satu sama lain. Organisme
anaerob memecah glukosa menjadi senyawa yang lebih sederhana yang tidak
mengalami metabolisme lebih lanjut tanpa bantuan oksigen. Sedangkan organisme
aerob selain memiliki perangkat enzim yang dimiliki oleh organisme anaerob,
yang memiliki kemampuan lebih yang dapat memecah senyawa sederhana yaitu
menjadi CO2 dan H2O dengan bantuan oksigen. Karena
pemecahannya lebih sempurna, maka energi yang dihasilkan pun lebih banyak
daripada yang dihasilkan oleh organisme anaerob.
IV.
HASIL PENGAMATAN
1. Flow
Chart
2.
Tabel pengamatan
No
|
Bahan + Reaksi Fehling A
+ B
|
Sebelum di tetesi
|
Sesudah
di tetesi
|
Setelah
dipanaskan
|
Keterangan
|
1
|
Glukosa
|
Bening
|
Hijau muda keruh
|
Jingga
|
+
|
2
|
Jeruk
|
Putih bening
|
Hijau muda keruh
|
Jingga
|
-
|
3
|
Sirsak
|
Putih keruh
|
Hujau kebiruan
|
Hijau keruh
|
-
|
4
|
Alpukat
|
Bening keruh
|
Kuning kehijauan
|
Jingga muda
|
+
|
5
|
Semangka
|
Putih keruh
|
Biru bening
|
Kuning
|
-
|
6
|
Pepaya
|
Kuning keruh
|
Biri bening
|
Kuning terang
|
+
|
7
|
Nanas
|
Bening
|
Hijua
|
Jingga
|
-
|
8
|
Pisang
|
Bening
|
Biru
|
Kuning
|
+
|
9
|
Jambu biji
|
Bening keruh
|
Kuning kehijauan
|
Kuning terang
|
+
|
10
|
Rambutan
|
Bening
|
Kuning tua
|
Jingga muda
|
-
|
11
|
Bengkoang
|
Bening
|
Hijau kebiruan
|
Jingga
|
+
|
3.
Gambar
a. Sari buah semangka dan glukosa sebelum
di tetesi fehling A dan B
|
( Gambar 1.2013 )
b.
|
( Gambar 2.2013 )
c. Sari buah semangka dan glukosa sesudah
dipanaskan
|
( Gambar 3.2013 )
d. Urutan sari buah yang
mengandung glukosa terendah ke yang tinggi
|
( Gambar 4.2013 )
V.
ANALISIS DATA
Pada praktikum ini Dengan menggunakan Fehling A dan fehling B yaitu indikator yang digunakan untuk menguji dan mengetahui ada atau
tidak kandungan karbohidrat dan glukosa pada suatu bahan makanan yang ingin
diuji.kadar kandungan gkukosa yang ada dalam ekstrak buah-buahan. Fungsi
Fehling A dan B pada percobaan ini adalah untuk menguji serta mengetahui ada
tidaknya kandungan karbohidrat dan glukosa pada suatu bahan/ makanan
tertentu yang ingin di uji. Kadar glukosa yang dihasilkan dapat terlihat dari warna apa yang
dihasilkan. Apabila warna yang dihasilkan merah bata berarti kadar kandungan
glukosa pada buah tersebut tinggi . Apabila kandungan glukosa yang ada pada ekstrak buah tersebut tinggi
maka warna yang dihasilkan akan semakin tua. Urutan warna yang menunjukkan
kadar glukosa tinggi sampai yang paling rendah adalah merah bata, jinga,
kuning, dan hijau.
Pada
percobaan dengan menggunakan larutan glukosa syang ditetesi Fehling A+B, dengan perlakuan setiap
masing-masing ekstrak sari buahnya, yang
kemudian dikocok untuk menghomogenkan larutan glukosa dengan
pereaksi. Setelah larutan dihomogenkan, terjadi perubahan warna hijau muda keruh. Setelah dipanaskan selama 3
menit, dan didinginkan, warna larutan berubah menjadi jingga. Perubahan warna yang terjadi pada larutan glukosa dari hijau
menjadi jingga ini mengindikasikan
bahwa larutan glukosa mengandung karbohidrat, tetapi dalam kadar yang rendah.
Berdasarkan hasil pengamatan dengan menggunakan ekstrak
buah-buahan yang ditambah dengan air dan
larutan pereaksi Fehling A+B didapat warna larutan yang berbeda-beda
sebelum dipanaskan. Setelah
dipanaskan selama 2 menit larutan ekstrak buah tadi kembali
mengalami perubahan warna.
A.
Uji karbohidrat yang menggunakan bermacam-macam sari buah,
didapatkan hasil:
1.
Sari buah
jeruk
Sebelum ditetesi larutan fehling A dan B, sari
buah jeruk berwarna putih bening, setelah di tetesi warna berubah menjadi hijau
muda dan keruh. Setelah di panaskan didalam waterbath selama 3 menit pada suhu
95o warna berubah menjadi jingga tetapi tidak memiliki endapan.
Tidak adanya endapan ini mungkin karena sari buah jeruk tidak dapat bereaksi
positif terhadap larutan fehling dengan demikian dapat diketahui bahwa sari
buah jeruk hanya sedikit mengandung glukosa.
2.
Sari buah
sirsak
Sebelum ditetesi larutan fehling A dan B, sari
buah sirsak berwarna putih keruh, setelah di tetesi warna berubah menjadi hijau
muda dan keruh. Setelah di panaskan didalam waterbath selama 3 menit pada suhu
95o warna berubah menjadi hijau keruh , dan tidak memiliki endapan.
Tidak adanya endapan ini mungkin karena sari buah sirsak tidak dapat bereaksi
positif terhadap larutan fehling dengan demikian dapat diketahui bahwa sari
buah sirsak hanya sedikit mengandung glukosa dibandingkan sari buah jeruk.
3.
Sari buah
alpukat
Sebelum ditetesi larutan fehling A dan B, sari
buah alpukat berwarna putih keruh, setelah di tetesi warna berubah menjadi
kuning muda. Setelah di panaskan didalam waterbath selama 3 menit pada suhu 95o
warna berubah menjadi jingga cerah tetapi terdapat endapan. Adanya endapan ini
disebabkan karena sari buah sirsak dapatbereaksi po sitif terhadap larutan
fehling dengan demikian dapat diketahui bahwa sari buah alpukat mengandung
glukosa yang lebih tinggi di bandingkan sari buah jeruk dan sari buah sirsak.
4.
Sari buah
semangka
Sebelum ditetesi larutan fehling A dan B, sari
buah semangka berwarna bening keruh, setelah di tetesi warna berubah menjadi
biru bening. Setelah di panaskan didalam waterbath selama 3 menit pada suhu 95o
warna berubah menjadi kuning tetapi tidak memiliki endapan. Tidak adanya
endapan ini mungkin karena sari buah semangka tidak dapat bereaksi positif
terhadap larutan fehling dengan demikian dapat diketahui bahwa sari buah
semangka hanya sedikit mengandung glukosa jika di bandingkan dengan sari buah
alpukan dan sari buah jeruk. Lebih tinggi kandungan glukosanya jika di
bandingkan dengan sari buah sirsak.
5.
Sari buah
pepaya
Sebelum ditetesi larutan fehling A dan B, sari buah
jeruk berwarna kuning keruh, setelah di tetesi warna berubah menjadi biru
bening. Setelah di panaskan didalam waterbath selama 3 menit pada suhu 95o
warna berubah menjadi kuning terang dan terdapat endapan. Adanya endapan ini
mungkin karena sari buah pepaya dapat bereaksi positif terhadap larutan fehling
dengan demikian dapat diketahui bahwa sari buah pepaya memiliki kandunga glukosa
lebih tinggi dibandingkan sari buah sirsak dan lebih rendah jika dibandingkan
dengan sari buah jeruk dan alpukat.
6.
Sari buah
nanas
Sebelum ditetesi larutan fehling A dan B, sari
buah jeruk berwarna bening, setelah di tetesi warna berubah menjadi hijau.
Setelah di panaskan didalam waterbath selama 3 menit pada suhu 95o
warna berubah menjadi jingga tetapi tidak memiliki endapan. Tidak adanya
endapan ini mungkin karena sari buah nanas tidak dapat bereaksi positif
terhadap larutan fehling dengan demikian dapat diketahui bahwa sari buah nanas
memiliki kandungan glukosa lebih tinggi jika di bandingkan dengan sari buah
sirsak dan semangka. Dan memiliki kandungan lebih rendah jika di bandingkan
dengan sari buah alpukat, jeruk, dan pepaya.
7.
Sari buah
pisang
Sebelum ditetesi larutan fehling A dan B, sari
buah pisang berwarna putih bening, setelah di tetesi warna berubah menjadi biru.
Setelah di panaskan didalam waterbath selama 3 menit pada suhu 95o
warna berubah menjadi kuning tetapi memiliki endapan. Adanya endapan ini
mungkin karena sari buah pisang dapat bereaksi positif terhadap larutan fehling
dengan demikian dapat diketahui bahwa sari buah pisang memiliki kandungan
glukosa lebih tinggi jika di bandingkan dengan sari buah semangka, pepaya,
jeruk, nanas, dan sirsak. Sedangkan lebih rendah jika dibandingkan sari buah
alpukat.
8.
Sari buah
jambu biji
Sebelum ditetesi larutan fehling A dan B, sari
buah jambu biji berwarna bening keruh, setelah di tetesi warna berubah menjadi
kuning kehijauan. Setelah di panaskan didalam waterbath selama 3 menit pada
suhu 95o warna berubah menjadi kuning tetapi memiliki endapan. Adanya
endapan ini mungkin karena sari buah jambu biji dapat bereaksi positif terhadap
larutan fehling dengan demikian dapat diketahui bahwa sari buah jambu biji hanya
sedikit mengandung glukosa jika di bandingkan dengan sari buah alpukan dan sari
buah jeruk. Lebih tinggi kandungan glukosanya jika di bandingkan dengan sari
buah sirsak.
9.
Sari buah
rambutan
Sebelum ditetesi larutan fehling A dan B, sari
buah rambutan berwarna bening, setelah di tetesi warna berubah menjadi kuning
tua. Setelah di panaskan didalam waterbath selama 3 menit pada suhu 95o
warna berubah menjadi jingga muda tetapi tidak memiliki endapan. Tidak adanya
endapan ini mungkin karena sari buah rambutan tidak dapat bereaksi positif
terhadap larutan fehling dengan demikian dapat diketahui bahwa sari buah
rambutan hanya sedikit mengandung glukosa jika di bandingkan dengan sari buah
alpukan dan sari buah pisang. Lebih tinggi kandungan glukosanya jika di bandingkan
dengan sari buah sirsak,jambu biji, pepaya, jeruk, nanas, dan semangka.
10.
Sari buah
bengkoang
Sebelum ditetesi larutan fehling A dan B, sari buah bengkoang berwarna
bening, setelah di tetesi warna berubah menjadi hijau kebiruan. Setelah di
panaskan didalam waterbath selama 3 menit pada suhu 95o warna
berubah menjadi kuning tetapi memiliki endapan. Adanya endapan ini mungkin
karena sari buah bengkoang dapat bereaksi positif terhadap larutan fehling
dengan demikian dapat diketahui bahwa sari buah bengkoang hanya sedikit
mengandung glukosa jika di bandingkan dengan sari buah alpukat. Lebih tinggi
kandungan glukosanya jika di bandingkan dengan sari buah
sirsak,pepaya,jeruk,nanas, jambu biji,rambutan,pisang dan semangka.
Berdasarkan data
hasil pengamatan dapat dilihat warna yang dihasilkan membuktikan kalau ekstrak
buah tersebut mengandung glukosa. Hal ini menunjukkan bahwa kesepuluh ekstrak buah
tersebut mengandung karbohidrat karena terbukti mengandung glukosa setelah
ditetesi Fehling A dan B serta dipanaskan. Tingkat warna yang berbeda juga
menunjukkan kandungan karbohidrat yang berbeda pada setiap buah. Semakin tua
warna pada ekstrak buah tadi maka semakin tinggi pula kandungan karbohidratnya.
Pada percobaan tersebut, larutan glukosa dan ekstrak
buah- buahan ditetesi Fehling A dan Fehling B secara
bersamaan dan dikocok dan diamati perubahan warnanya. Kemudian dipanaskan selama 3 menit dan
didinginkan.
Hal ini dilakukan pemanasan yang berfungsi mengkondisikan keadaan di dalam
tubuh manusia sebenarnya, dimana terjadi proses metabolisme, dalam hal ini
metabolisme karbohidrat Pada percobaan diatas dapat dilihat bahwa ekstrak
semangka berubah warna menjadi kuning, hal tersebut menunjukkan bahwa semangka
memiliki kandungan glukosa atau karbohidrat.
VI. KESIMPULAN
1.
Karbohidrat merupakan sumber
energi utama bagi organisme hidup. Glukosa merupakan golongan karbohidrat
monosakarida dengan rumus senyawanya C6H10O6
2. Larutan fehling A dan B digunakan sebagai indikator untuk mengetahui
kandungan karbohidrat dan glukosa pada suatu bahan makanan.
3.
Kandungan
karbohidrat dapat diketahui dengan melihat warna larutan. Warna yang dihasilkan
yaitu merah bata untuk tingkat kandungan karbohidrat yang paling tinggi.
4.
Terjadinya
endapan ini disebabkan karena fehling yang memiliki ion Cu2+ di
reduksi menjadi Cu+.
5.
Urutan
kandungan glukosa dari yang terendah ke yang tertinggi adalah sirsak, semangka,
nanas, jeruk, pepaya, jambu, rambutan, pisang, bengkoang, alpukat.
VII.
DAFTAR PUSTAKA
Gambar 1.2013. Uji
Karbohidrat 1. Semangka dan glukosa
sebelum di tetesi fehling A dan B. PMIPA FKIP UNLAM
Gambar 2.2013. Uji
Karbohidrat 1. Semangka dan glukosa
setelah di tetesi fehling A dan B. PMIPA FKIP UNLAM
Gambar 3.2013. Uji
Karbohidrat 1. Semangka dan glukosa
setelah di panaskan. PMIPA FKIP UNLAM
Gambar 4.2013. Uji
Karbohidrat 1. Urutan sari buah yang
mengandung glukosa terendah ke yang tinggi. PMIPA FKIP UNLAM
Hardiansyah dan Noorhidayati.
2013. Penuntun
Praktikum Biokimia. Banjarmasin: PMIPA FKIP UNLAM.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar