Sabtu, 02 November 2013

praktikum uji karbohidrat ( glukosa )



 PRAKTIKUM I.1

Topik                           : Uji Karbohidrat I (Glukosa) 
Tujuan                         : Untuk mengetahui apakah dalam suatu senyawa/larutan                  mengandung glukosa
Hari/ tanggal               : Jum’at / 1 Maret 2013
Tempat                        : Laboratorium Biologi PMIPA FKIP UNLAM                                                          Banjarmasin
 


       I.            ALAT DAN BAHAN
            Alat :

1.      Tabung reaksi
2.      Rak tabung reaksi
3.      Tabung sentripuge
4.      Gelas kimia
5.      Gelas ukur
6.      Pipet tetes
7.      Kertas label
8.      Kain kasa
9.      Pisau
10.  Blender
11.  Baki
12.  Sentripuge
13.  Water bath

            Bahan :
1.      Fehling A dan B
2.      Air
3.      Larutan glukosa
4.      Bermacam larutan sari buah yaitu:

a)      Jeruk
b)      Jambu biji
c)      Semangka
d)     Sirsak
e)      Pepaya
f)       Mangga
g)      Alpukat
h)      Pisang
i)        Bengkoang
j)        Rambutan



  1. CARA KERJA
1.      Memotong buah – buah yang tersedia, kemudian menghaluskannya dengan blender
2.      Menyaring buah yang sudah diblender tersebut dengan kain kasa.
3.      Setelah disaring, memasukan sari buah tersebut kedalam tabung sentripuge dan kemudian di ekstrak 60 RPM selama 15 menit
4.      Menunggu sampai sari buah mengendap
5.      Setelah mengendap, kemudian membuang endapan tersebut dan sisanya di masukan kedalam tabung reaksi dengan label sari buah.
6.      Menyiapkan tabung reaksi dengan label glukosa kemudian memasukan glukosa ke tabung tersebut.
7.      Meletakan tabung reaksi dengan label sari buah dan glukosa tersebut kedalam rak tabung reaksi, kemudian menambahkan fehling A dan B ke masing – masing tabung reaksi.
8.      Setrelah itu memanaskan kedua tabung reaksi kedalam waterbath dengan suhu 95o C, selama 3 menit
9.      Mengamati perubahan warna yang terjadi/














  1. TEORI DASAR   
            Karbohidrat merupakan sumber energi utama bagi organisme hidup. Manusia menggunakan zat pati sebagai nutrien utama. Zat pati yang terdapat dalam beras, jagung, gandum, singkong, ubi, sagu, dan lain-lain merupakan polimer dari glukosa yang disintesis oleh tumbuh-tumbuhan sebagai cadangan energi/makanan bagi tumbuh-tumbuhan tersebut.
            Pada hewan dan manusia, karbohidrat disimpan dalam bentuk glikogen, terutama di hati (2-8%) dan otot (0,5-1%). Glikogen hati terutama berguna untuk mempertahankan kadar glukosa darah normal (70-90 mg/100 ml darah), sedangkan glikogen otot bertindak sebagai penyedia energi untuk keperluan kontraksi. Pada tahap reaksi persiapan, yaitu pada tahap pencernaan, karbohidrat dipecah-pecah menjadi monomer-monomernya seperti glukosa, fruktosa, galaktosa, manosa, dan sebagainya.
            Katabolisme karbohidrat. Dalam hal ini glukosa, terdapat beberapa tipe jalur penambatan yang antara lain jalur glikolisis atau Embden Meyerhof – Parnas Pathway (EMP), Entne – Duodorff – Pathway (ED) dan Hexosa Mono Phospat Phatway (HMP). Oksidasi selanjutnya senyawa antara umum yang dihasilkan dari jalur di atas memasuki daur krebs (daur asam trikarboksilat) dan rantai respirasi yang berlangsung dengan fosforilasi oksidatif untuk menghasilkan ATP yang lebih banyak. Proses metabolisme yang berlangsung pada tiap organisme, bergantung pada aktivitas sistem enzim yang dimiliki oleh orgnanisme tersebut.
            Jalur-jalur EMP, ED, HMP berlangsung dalam keadaan anaerob. Sedangkan proses selanjutnya, yaitu siklus asam trikarboksilat (TCA ataudaur Krebs) dan rantai respirasi terjadi dalam keadaan anaerob.
            Glukosa digunakan baik oleh organisme anaerob maupun aerob. Pada tahap-tahap awal jalur katabolisme untuk kedua tipe organisme itu mirip satu sama lain. Organisme anaerob memecah glukosa menjadi senyawa yang lebih sederhana yang tidak mengalami metabolisme lebih lanjut tanpa bantuan oksigen. Sedangkan organisme aerob selain memiliki perangkat enzim yang dimiliki oleh organisme anaerob, yang memiliki kemampuan lebih yang dapat memecah senyawa sederhana yaitu menjadi CO2 dan H2O dengan bantuan oksigen. Karena pemecahannya lebih sempurna, maka energi yang dihasilkan pun lebih banyak daripada yang dihasilkan oleh organisme anaerob.



























 IV.            HASIL PENGAMATAN
1.    Flow Chart





























2.    Tabel pengamatan
No
Bahan + Reaksi Fehling A + B
Sebelum di tetesi
Sesudah di tetesi
Setelah dipanaskan
Keterangan
1
Glukosa
Bening
Hijau muda keruh
Jingga
+
2
Jeruk
Putih bening
Hijau muda keruh
Jingga
-
3
Sirsak
Putih keruh
Hujau kebiruan
Hijau keruh
-
4
Alpukat
Bening keruh
Kuning kehijauan
Jingga muda
+
5
Semangka
Putih keruh
Biru bening
Kuning
-
6
Pepaya

Kuning keruh
Biri bening
Kuning terang
+
7
Nanas

Bening
Hijua
Jingga

-
8
Pisang
Bening
Biru
Kuning
+
9
Jambu biji
Bening keruh
Kuning kehijauan
Kuning terang
+
10
Rambutan
Bening
Kuning tua
Jingga muda
-
11
Bengkoang
Bening
Hijau kebiruan
Jingga
+

3.    Gambar
a.    Sari buah semangka dan glukosa sebelum di tetesi fehling A dan B
IMG01668-20130301-1039.jpgIMG01664-20130301-1011.jpg
 
 










                                            ( Gambar 1.2013 )
b.   
IMG01669-20130301-1040.jpg
 
Sari buah semangka dan glukosa sesudah di tetesi fehling A dan B








                                      ( Gambar 2.2013 )
c.    Sari buah semangka dan glukosa sesudah dipanaskan


IMG01674-20130301-1059.jpg
 
 








                                      ( Gambar 3.2013 )
d.   Urutan sari buah yang mengandung glukosa terendah ke yang tinggi


IMG01675-20130301-1111(1).jpg
 
 









                                      ( Gambar 4.2013 )
    V.            ANALISIS DATA
            Pada praktikum ini Dengan menggunakan Fehling A dan fehling B yaitu indikator yang digunakan untuk menguji dan mengetahui ada atau tidak kandungan karbohidrat dan glukosa pada suatu bahan makanan yang ingin diuji.kadar kandungan gkukosa yang ada dalam ekstrak buah-buahan. Fungsi Fehling A dan B pada percobaan ini adalah untuk menguji serta mengetahui ada tidaknya kandungan karbohidrat dan glukosa pada suatu bahan/ makanan tertentu yang ingin di uji. Kadar glukosa yang dihasilkan dapat terlihat dari warna apa yang dihasilkan. Apabila warna yang dihasilkan merah bata berarti kadar kandungan glukosa pada buah tersebut tinggi . Apabila kandungan glukosa yang ada pada ekstrak buah tersebut tinggi maka warna yang dihasilkan akan semakin tua. Urutan warna yang menunjukkan kadar glukosa tinggi sampai yang paling rendah adalah merah bata, jinga, kuning, dan hijau.
            Pada percobaan dengan menggunakan larutan glukosa syang ditetesi Fehling A+B, dengan perlakuan setiap masing-masing ekstrak sari buahnya, yang kemudian dikocok untuk menghomogenkan larutan glukosa dengan pereaksi. Setelah larutan dihomogenkan, terjadi perubahan warna hijau muda keruh. Setelah dipanaskan selama 3 menit, dan didinginkan, warna larutan berubah menjadi jingga. Perubahan warna yang terjadi pada larutan glukosa dari hijau menjadi jingga ini mengindikasikan bahwa larutan glukosa mengandung karbohidrat, tetapi dalam kadar yang rendah.
            Berdasarkan hasil pengamatan  dengan menggunakan ekstrak buah-buahan yang ditambah dengan air dan  larutan pereaksi Fehling A+B didapat warna larutan yang berbeda-beda sebelum dipanaskan. Setelah dipanaskan selama 2 menit larutan ekstrak buah tadi kembali mengalami perubahan warna.
A.       Uji karbohidrat yang menggunakan bermacam-macam sari buah, didapatkan hasil:
1.   Sari buah jeruk
Sebelum ditetesi larutan fehling A dan B, sari buah jeruk berwarna putih bening, setelah di tetesi warna berubah menjadi hijau muda dan keruh. Setelah di panaskan didalam waterbath selama 3 menit pada suhu 95o warna berubah menjadi jingga tetapi tidak memiliki endapan. Tidak adanya endapan ini mungkin karena sari buah jeruk tidak dapat bereaksi positif terhadap larutan fehling dengan demikian dapat diketahui bahwa sari buah jeruk hanya sedikit mengandung glukosa.
2.   Sari buah sirsak
Sebelum ditetesi larutan fehling A dan B, sari buah sirsak berwarna putih keruh, setelah di tetesi warna berubah menjadi hijau muda dan keruh. Setelah di panaskan didalam waterbath selama 3 menit pada suhu 95o warna berubah menjadi hijau keruh , dan tidak memiliki endapan. Tidak adanya endapan ini mungkin karena sari buah sirsak tidak dapat bereaksi positif terhadap larutan fehling dengan demikian dapat diketahui bahwa sari buah sirsak hanya sedikit mengandung glukosa dibandingkan sari buah jeruk.
3.   Sari buah alpukat
Sebelum ditetesi larutan fehling A dan B, sari buah alpukat berwarna putih keruh, setelah di tetesi warna berubah menjadi kuning muda. Setelah di panaskan didalam waterbath selama 3 menit pada suhu 95o warna berubah menjadi jingga cerah tetapi  terdapat endapan. Adanya endapan ini disebabkan karena sari buah sirsak dapatbereaksi po sitif terhadap larutan fehling dengan demikian dapat diketahui bahwa sari buah alpukat mengandung glukosa yang lebih tinggi di bandingkan sari buah jeruk dan sari buah sirsak.
4.   Sari buah semangka
Sebelum ditetesi larutan fehling A dan B, sari buah semangka berwarna bening keruh, setelah di tetesi warna berubah menjadi biru bening. Setelah di panaskan didalam waterbath selama 3 menit pada suhu 95o warna berubah menjadi kuning tetapi tidak memiliki endapan. Tidak adanya endapan ini mungkin karena sari buah semangka tidak dapat bereaksi positif terhadap larutan fehling dengan demikian dapat diketahui bahwa sari buah semangka hanya sedikit mengandung glukosa jika di bandingkan dengan sari buah alpukan dan sari buah jeruk. Lebih tinggi kandungan glukosanya jika di bandingkan dengan sari buah sirsak.
5.   Sari buah pepaya
Sebelum ditetesi larutan fehling A dan B, sari buah jeruk berwarna kuning keruh, setelah di tetesi warna berubah menjadi biru bening. Setelah di panaskan didalam waterbath selama 3 menit pada suhu 95o warna berubah menjadi kuning terang dan terdapat endapan. Adanya endapan ini mungkin karena sari buah pepaya dapat bereaksi positif terhadap larutan fehling dengan demikian dapat diketahui bahwa sari buah pepaya memiliki kandunga glukosa lebih tinggi dibandingkan sari buah sirsak dan lebih rendah jika dibandingkan dengan sari buah jeruk dan alpukat.
6.   Sari buah nanas
Sebelum ditetesi larutan fehling A dan B, sari buah jeruk berwarna bening, setelah di tetesi warna berubah menjadi hijau. Setelah di panaskan didalam waterbath selama 3 menit pada suhu 95o warna berubah menjadi jingga tetapi tidak memiliki endapan. Tidak adanya endapan ini mungkin karena sari buah nanas tidak dapat bereaksi positif terhadap larutan fehling dengan demikian dapat diketahui bahwa sari buah nanas memiliki kandungan glukosa lebih tinggi jika di bandingkan dengan sari buah sirsak dan semangka. Dan memiliki kandungan lebih rendah jika di bandingkan dengan sari buah alpukat, jeruk, dan pepaya.
7.   Sari buah pisang
Sebelum ditetesi larutan fehling A dan B, sari buah pisang berwarna putih bening, setelah di tetesi warna berubah menjadi biru. Setelah di panaskan didalam waterbath selama 3 menit pada suhu 95o warna berubah menjadi kuning tetapi memiliki endapan. Adanya endapan ini mungkin karena sari buah pisang dapat bereaksi positif terhadap larutan fehling dengan demikian dapat diketahui bahwa sari buah pisang memiliki kandungan glukosa lebih tinggi jika di bandingkan dengan sari buah semangka, pepaya, jeruk, nanas, dan sirsak. Sedangkan lebih rendah jika dibandingkan sari buah alpukat.
8.   Sari buah jambu biji
Sebelum ditetesi larutan fehling A dan B, sari buah jambu biji berwarna bening keruh, setelah di tetesi warna berubah menjadi kuning kehijauan. Setelah di panaskan didalam waterbath selama 3 menit pada suhu 95o warna berubah menjadi kuning tetapi memiliki endapan. Adanya endapan ini mungkin karena sari buah jambu biji dapat bereaksi positif terhadap larutan fehling dengan demikian dapat diketahui bahwa sari buah jambu biji hanya sedikit mengandung glukosa jika di bandingkan dengan sari buah alpukan dan sari buah jeruk. Lebih tinggi kandungan glukosanya jika di bandingkan dengan sari buah sirsak.
9.   Sari buah rambutan
Sebelum ditetesi larutan fehling A dan B, sari buah rambutan berwarna bening, setelah di tetesi warna berubah menjadi kuning tua. Setelah di panaskan didalam waterbath selama 3 menit pada suhu 95o warna berubah menjadi jingga muda tetapi tidak memiliki endapan. Tidak adanya endapan ini mungkin karena sari buah rambutan tidak dapat bereaksi positif terhadap larutan fehling dengan demikian dapat diketahui bahwa sari buah rambutan hanya sedikit mengandung glukosa jika di bandingkan dengan sari buah alpukan dan sari buah pisang. Lebih tinggi kandungan glukosanya jika di bandingkan dengan sari buah sirsak,jambu biji, pepaya, jeruk, nanas, dan semangka.
10.    Sari buah bengkoang
Sebelum ditetesi larutan fehling A dan B, sari buah bengkoang berwarna bening, setelah di tetesi warna berubah menjadi hijau kebiruan. Setelah di panaskan didalam waterbath selama 3 menit pada suhu 95o warna berubah menjadi kuning tetapi memiliki endapan. Adanya endapan ini mungkin karena sari buah bengkoang dapat bereaksi positif terhadap larutan fehling dengan demikian dapat diketahui bahwa sari buah bengkoang hanya sedikit mengandung glukosa jika di bandingkan dengan sari buah alpukat. Lebih tinggi kandungan glukosanya jika di bandingkan dengan sari buah sirsak,pepaya,jeruk,nanas, jambu biji,rambutan,pisang dan semangka.
            Berdasarkan data hasil pengamatan dapat dilihat warna yang dihasilkan membuktikan kalau ekstrak buah tersebut mengandung glukosa. Hal ini menunjukkan bahwa kesepuluh ekstrak buah tersebut mengandung karbohidrat karena terbukti mengandung glukosa setelah ditetesi Fehling A dan B serta dipanaskan. Tingkat warna yang berbeda juga menunjukkan kandungan karbohidrat yang berbeda pada setiap buah. Semakin tua warna pada ekstrak buah tadi maka semakin tinggi pula kandungan karbohidratnya. Pada percobaan tersebut, larutan glukosa dan ekstrak buah- buahan ditetesi Fehling A dan Fehling B secara bersamaan dan dikocok dan diamati perubahan warnanya. Kemudian dipanaskan selama 3 menit dan didinginkan.
            Hal ini dilakukan pemanasan yang berfungsi mengkondisikan keadaan di dalam tubuh manusia sebenarnya, dimana terjadi proses metabolisme, dalam hal ini metabolisme karbohidrat Pada percobaan diatas dapat dilihat bahwa ekstrak semangka berubah warna menjadi kuning, hal tersebut menunjukkan bahwa semangka memiliki kandungan glukosa atau karbohidrat.


VI.   KESIMPULAN
1.    Karbohidrat merupakan sumber energi utama bagi organisme hidup. Glukosa merupakan golongan karbohidrat monosakarida dengan rumus senyawanya C6H10O6
2.    Larutan fehling A dan B digunakan sebagai indikator untuk mengetahui kandungan karbohidrat dan glukosa pada suatu bahan makanan.
3.    Kandungan karbohidrat dapat diketahui dengan melihat warna larutan. Warna yang dihasilkan yaitu merah bata untuk tingkat kandungan karbohidrat yang paling tinggi.
4.    Terjadinya endapan ini disebabkan karena fehling yang memiliki ion Cu2+ di reduksi menjadi Cu+.
5.    Urutan kandungan glukosa dari yang terendah ke yang tertinggi adalah sirsak, semangka, nanas, jeruk, pepaya, jambu, rambutan, pisang, bengkoang, alpukat.

















VII. DAFTAR PUSTAKA
Gambar 1.2013. Uji Karbohidrat 1. Semangka dan glukosa sebelum di tetesi fehling A dan B. PMIPA FKIP UNLAM

Gambar 2.2013. Uji Karbohidrat 1. Semangka dan glukosa setelah di tetesi fehling A dan B. PMIPA FKIP UNLAM

Gambar 3.2013. Uji Karbohidrat 1. Semangka dan glukosa setelah di panaskan. PMIPA FKIP UNLAM

Gambar 4.2013. Uji Karbohidrat 1. Urutan sari buah yang mengandung glukosa terendah ke yang tinggi. PMIPA FKIP UNLAM

Hardiansyah dan Noorhidayati. 2013. Penuntun Praktikum Biokimia. Banjarmasin: PMIPA FKIP UNLAM.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar