Sabtu, 02 November 2013

Perubahan Sosial Berdasarkan Komunikasi



SOSIAL KOMUNIKASI
Komunikasi Sebagai Proses Sosial


Dalam hubungannya dengan proses sosial, komunikasi menjadi sebuah cara dalam melakukan perubahan sosial (social change). Komunikasi berperan menjembatani perbedaan dalam masyarakat karena mampu merekatkan kembali sistem sosial masyarakat dalam usahanya melakukan perubahan. Namun begitu, komunikasi juga tak akan lepas dari konteks sosialnya. Artinya ia akan diwarnai oleh sikap, perilaku, pola, norma, pranata masyarakatnya. Jadi keduanya saling mempengaruhi dan saling melengkapi, seperti halnya hubungan antara manusia dengan masyarakat. Little john (1999), menjelaskan hal ini dalam genre interactionist theories. Dalam teori ini, dijelaskan bahwa memahami kehidupan sosial sebagai proses interaksi. Komunikasi (interaksi) merupakan sarana kita belajar berperilaku. Komunikasi merupakan perekat masyarakat. Masyarakat tidakakan ada tanpa komunikasi. Struktur sosial-struktur sosial diciptakan dan ditopang melalui interaksi. Bahasa yang dipakai dalam komunikasi adalah untuk menciptakan struktur-struktur sosial.

Hubungan antara perubahan sosial dengan komunikasi (atau media komunikasi) pernah diamati oleh Goran Hedebro (dalam Nurudin, 2004) sebagai berikut. :
Teori komunikasi mengandung makna pertukaran pesan. Tidak ada perubahan dalam masyarakat tanpa peran komunikasi. Dengan demikian, bisa dikatakan bahwa komunikasi hadir pada semua upaya bertujuan membawa ke arah perubahan.
Meskipun dikatakan bahwa komunikasi hadir dengan tujuan membawa perubahan, namun ia bukan satu-satunya alat dalam membawa perubahan sosial. Dengan kata lain, komunikasi hanya salah satu dari banyak faktor yang menimbulkan perubahan masyarakat.

Media yang digunakan dalam komunikasi berperan melegitimasi bangunan sosial yang ada. Ia adalah pembentuk kesadaran yang pada akhirnya menentukan persepsi orang terhadap dunia dan masyarakat tempat mereka hidup.
Komunikasi adalah alat yang luar biasa guna mengawasi salah satu kekuatan penting masyarakat; konsepsi mental yang membentuk wawasan orang mengenai kehidupan. Dengan kata lain, mereka yang berada dalam posisi mengawasi media, dapat menggerakkan pengaruh yang menentukan menuju arah perubahan sosial.


Komunikasi sebagai proses sosial adalah bagian integral dari masyarakat.            Secara garis besar komunikasi sebagai proses sosial di masyarkat memiliki fungsi-fungsi sebagai berikut :                                                                                                    (1) Komunikasi menghubungkan antar berbagai komponen masyarakat. Komponen di sini tidak hanya individudan masyarakat saja, melainkan juga berbagai bentuk lembaga sosial (pers, humas, universitas);                                                                             (2) Komunikasi membuka peradaban (civilization) baru manusia;                              (3) Komunikasi adalah manifestasi kontrol sosial dalam masyarakat;                         (4) Tanpabisa diingkari komunikasi berperan dalam sosialisasi nilai ke masyarakat; (5) Seseorang akan diketahui jati dirinya sebagai manusia karena menggunakan   komunikasi.


Program komunikasi bagi perubahan sosial biasanya ditekankan pada bagaimana informasi-informasi ditransmisikan, bagaimana informasi menyebar dan terbagi, bagaimana upaya untuk memperoleh informasi dipacu, bagaimana kepercayaan dibangun di antara anggota masyarakat dan oleh anggota masyarakat. Bentuk-bentuk tersebut merupakan sebuah proses yang dinamis, dan multi-faced yang harus dapat menjamin bahwa ide-ide dan gagasan-gagasan dapat disuarakan dan didengar oleh setiap pihak. Pesan yang diciptakan, dikirim, diterima dan direspon oleh masyarakat, hendaknya merupakan bagian dari sebuah proses mendengarkan kebutuhan-kebutuhan masyarakat. Jawaban atas kebutuhan masyarakat dalam bentuk pesan komunikasi yang diciptakan akan mampu menggerakan perilaku dan atau sikap, membangkitkan kesadaran dan pemahaman atas isu yang ada dalam masyarakat, menciptakan kesadaran sosial, menumbuhkan rasa tanggung jawab bersama untuk memajukan kualitas hidup orang per orang dan juga masyarakat.secara keseluruhan.


Artinya, program komunikasi bagi perubahan sosial harus bersifat altruistic (mementingkan orang lain), mempromosikan hal-hal sosial yang baik, bermanfaat, dan berorientasi pada pelayanan publik. Namun demikian, program komunikasi bagi perubahan sosial harus lebih dari sekedar pelayanan public semata yang hanya berfokus pada “telling (menceritakan)” dan pendistribusian informasi di mana kebutuhan akan informasi tersebut ditentukan oleh orang-orang yang berasal dari luar komunitas. Sering terjadi pesan komunikasi datangnya dari “atas”, di mana pemahaman tentang realitas yang ada di ”tingkat bawah (ground)” sangat terbatas.


Oleh karena itu, implementasi program komunikasi dalam perubahan sosial fokusnya harus diletakan pada proses bukan pada outcome (hasil). Hal ini berarti, komunikasi bagi perubahan sosial memerlukan partisipasi masyarakat. Partisipasi masyarakat diperlukan untuk mengidentifikasi siapa yang perlu mendapatkan pesan komunikasi, dan untuk mengidentifikasi kebutuhan-kebutuhan masyarakat akan pesan-pesan tertentu.


Dengan demikian, implementasi program-program komunikasi untuk perubahan sosial harus diciptakan dan dikembangkan serta diarahkan pada upaya memberdayakan dan memberikan kebebasan yang bertanggung jawa bagi masyarakat untuk belajar dan menyampaikan gagasan. Komunikasi hendaknya memungkinkan anggota-anggota masyarakat untuk dapat menciptakan cara dalam berbagi infomasi Dengan sifat yang demikian, maka komunikasi dapat menciptakan perubahan sosial atau kemajuan bagi kehidupan masyarakat dan diharapkan dapat bersifat jangka panjang.


Pembangunan dan perubahan sosial adalah fenomena yang tidak mungkin kita hindari selaku masyarakat yang terus berubah demi kemajuan hidup, apalagi kita ini termasuk sebagai masyarakat yang tinggal di negara Dunia Ketiga atau negara berkembang.
Dengan adanya pembangunan dan perubahan sosial, kita melihat adanya berbagai efek yang terjadi pada kehidupan sosial, baik itu efek positif maupun negatif.
.

P r o l o g

Komunikasi ada dimana-mana; di rumah, di kampus, di pasar, di mesjid, di mana saja. Sebagian besar kehidupan kita dihabiskan untuk berkomunikasi, dan bahkan komunikasi yang dilakukan menentukan kualitas kehidupan kita dan atau masyarakat.
Dengan komunikasi akan membentuk kesalingpengertian, menumbuhkan persahabatan, memelihara kasih sayang, menyebarkan pengetahuan dan pengalaman, dan bahkan membangun serta melestarikan sebuah peradaban. Namun dengan komunikasi pula kita mampu menciptakan kondisi yang kontradiktif dengan kondisi di atas. Begitu pentingnya komunikasi bagi kita, begitu akrabnya ia dengan kita, sampai-sampai kita merasa tidak perlu lagi mempelajarinya lebih jauh dan dalam lagi. Tentu saja lintasan pemikiran seperti itu merupakan kekeliruan yang fatal, sebab sesungguhnya dengan komunikasi yang dilakukan oleh seseorang (individu) atau masyarakat, akan mempunyai efek sangat besar bagi kekinian dan masa depan individu atau masyarakat tersebut.

Karakter komunikasi (ilmu) –semenjak lahirnya, telah menjadi kebutuhan manusia di dalam mempertahankan hidup bermasyarakat. Tanpa komunikasi, tidak mungkin suatu individu/masyarakat dapat menyetakan idea, cita-cita, kehendak, dan perasaan terhadap individu/masyarakat yang lain (Sumarno, 1995)

Komunikasi adalah jiwanya interaksi sosial, demikian kata Laswell. Ebiquitas (sifatnya yang ada dimana-mana) komunikasi telah menjadikannya menarik untuk dikaji dalam perspektif yang komprehensif, apalagi bila dikaitkan dengan sosial-budaya. Ada dua hal penting yang berkaitan antara komunikasi dengan hakikat kemanusiaan; pertama, komunikasi sangat esensial bagi pertumbuhan kepribadian manusia; kedua, komunikasi sangat erat kaitannya dengan perilaku dan pengalaman kesadaran manusia.
Bila dikaji lebih jauh lagi, dua hal di atas akan sangat berpengaruh (signifikan) terhadap perkembangan dan kesadaran suatu kelompok masyarakat, sebab pada hakikatnya individu dengan masyarakat itu tidak bisa dipisahkan. Menurut Al-Syahid Murtadha Muthahari, masyarakat itu homogen. Beliau menyatakan bahwa sudah fitrahnya manusia untuk hidup bermasyarakat sehingga secara naluriah manusia pasti bermasyarakat dimanapun kapanpun. Oleh sebab itu pada hakikatnya manusia itu satu, tidak ada pengkutuban / perbedaan di dalamnya. Manusia merupakan spesies tunggal, maka masyarakat-masyarakat manusia pun mempunyai sifat, wujud, dan hakikat yang sama. Pluralisme yang ada, menurutnya karena kesalahan dalam memandang masyarakat dan manusia sebagai suatu bentuk duniawi an sich. Padahal menurutnya, Al-Qur’an pun sudah memberitakan bahwa pada dasarnya agama yang diturunkan Allah kepada banyak nabi dan masyarakat adalah tetap satu tidak berubah-ubah (QS. 42;13) yang berbeda hanya terletak pada aturan-aturan tertentu. Sehingga agama yang satu itu baru bisa dijalankan oleh manusia yang satu sebagai spesies tunggal. Individu itu adalah unsur pembentuk masyarakat, maka masyarakat yang terdiri dari individu-individu yang satu itu pada hakikatnya merupakan satu spesies tunggal. Masyarakat manusia sebagai suatu entitas objektif, mencerminkan suatu spesies tunggal, bukan spesies kemajemukan jenis. (Muthahhari, 1985;47-49). Jadi, peran komunikasi dalam pembentukan/pertumbuhan kepribadian manusia akan juga berpengaruh terhadap pembentukan kepribadian masyarakat itu sendiri. Selain itu, perilaku dan pengelaman kesadaran manusia sebagai individu-individu yang dibangun di atas pondasi komunikasi, tentunya juga akan serta merta mempengaruhi perilaku dan kesadaran manusia sebagai warga masyarakat.
Media Massa sebagai Alat Komunikasi

Seperti sudah dipaparkan di atas, komunikasi berperan sangat banyak dalam kehidupan manusia, terutama keampuhannya dalam mempengaruhi mentalitas masyarakat. Hal itu tidak bisa disangkal lagi, apalagi pada era globalisasi sekarang ini. Komunikasi yang menurut bahasanya Laswel adalah Who Says What to Whom in Which Channel and Whit What Effect, mempunyai komponen-komponen penting di dalamnya yang tidak dapat diabaikan. Komunikator sebagai sumber informasi, pesan sebagai informasinya, komunikan sebagai penerima pesan/informasi, media sebagai alat penyampai/penghantar pesan, dan akibat sebagai respon yang diharapkan komunikator (feed back).

Selain manusia sebagai subjek dan objek dari proses komunikasi, yang tidak boleh diabaikan adalah peranan media (sarana penghantar) di dalam proses tersebut. Media komunikasi memang tidak bisa berdiri sendiri tanpa campur tangan manusia, namun keampuhannya di dalam menyampaikan pesan (message) jauh lebih efektif ketimbang si individu mencoba menampaikan informasi itu sendiri tanpa media. Oleh karena itu, posisi media baik dilihat dari aspek subjek (pelaku/komunikator) maupun proses penyebaran informasi itu serta efek yang diharapkan, sangatlah penting nilainya.
Keberadaan media komunikasi saat ini menjadi suatu kebutuhan yang tidak bisa dilepaskan dari manusia. Oleh sebab itu bermunculanlah berbagai sarana komunikasi yang diharapkan mampu mempercepat proses penyebaran informasi. Media massa merupakan salah satu bentuk sarana komunikasi yang paling efektif dewasa ini di dalam mensosialisasikan dan mendesiminasikan berbagai informasi ke masyarakat banyak. Media massa (cetak-elektronik) menjadi salah satu ujung tombak bagi percepatan penyebaran informasi bagi masyarakat, apalagi pada era globalisasi sekarang ini, ketika batasan-batasan dan hambatan-hambatan geografis, iklim/cuaca, dll tidak menjadi penghalang berarti bagi tersebarnya informasi ke khalayak ramai (masyarakat)
Kefektifan serta peranannya yang begitu hebat mejadikan media massa menjadi salah satu komponen penting bagi pembentukan kepribadian masyarakat, serta perilaku dan pengalaman kesadaran masyarakat. Oleh karena itu pulalah banyak kelompok masyarakat yang berupaya menjadikan media massa sebagai sarana propaganda ide, cita-cita, nilai dan norma yang mereka ingin bentuk/ciptakan.

Korelasi Media Massa dengan Perubahan Sosial

Kebanyakan literatur tentang perubahan sosial belum secara pasti dan terang mendefinisikan apa yang dimaksud dengan perubahan sosial. Banyak para ahli bersilang pendapat mengenai hal tersebut, terutama berkenaan dengan spirit yang dikandung di dalamnya. Wilbert Moore berpendapat bahwa perubahan sosial sebagai perubahan penting dari struktur sosial. Dan struktur sosial itu adalah pola-pola perilaku dan interaksi sosial. Sedangkan rober H. Lauer berpendapat bahwa perubahan sosial itu sangatlah rumit untuk dijelaskan, sebab banyak hal yang mesti dikaji terutama berkenaan dengan seluruh tingkat dan aspek kehidupan sosial, yang jelas perubahan itu sendiri pasti adanya, namun yang berbeda hanyalah tingkat perubahannya itu sendiri, ada yang lambat, ada yang cepat.
Konsepsi para ahli tentang perubahan sosial memang berbeda-beda, namun pada dasarnya mereka bersepakat bahwa perubahan di dalam struktur masyarakat itu pasti ada, dan itu terjadi ketika ada perubahan di dalam mentalitas masyarakatnya. Pada umumnya perubahan mentalitas atau struktur masyarakat pasti akan berpengaruh pada proses interaksi sosial di dalam masyarakat.

Adapun mengenai penyebab perubahan sosial masyarakat bisa bersumber pada banyak hal, yang terpenting mampu merubah pola pikir dan perilaku masyarakat di dalam melakukan interaksinya. Dan media massa merupakan salah satu sarana yang mampu menyebabkan pola pikir dan perilaku masyarakat terpengaruh atau bahkan berubah sesuai dengan pesan atau informasi yang dikandung dalam media tersebut.
Seperti dikemukakan di atas, bahwa media massa berperan aktif dan efektif di dalam menyebarluaskan informasi dari suatu kelompok ke kelompok lain, apapun alasan dan kepentingannya. Oleh sebab itu, peranan media massa dalam membawa arah bagi perubahan masyarakat tidak bisa diabaikan. Bahkan peranan media komunikasi saat ini mengalami perkembangan yang sangat cepat melampaui perkembangan mentalitas sebagian masyarakat, sehingga tidaklah mengherankan bila ada suatu komunitas masyarakat yang kurang siap menghadapi perkembangan tersebut dan mengakibatkan terjadinya krisis nilai dan norma di dalam masyarakat tersebut.
Apakah perubahan sosial masyarakat itu diharapkan atau tidak, cepat atau lambatkah perubahan tersebut, bergantung pada spirit yang dikandung oleh masyarakatnya, leader (elit) yang hadir ditengah-tengah masyarakat tersebut, serta sarana yang digunakan di dalam prosesnya. Namun, efektifitas media massa dalam proses perubahan sosial, meskipun perubahan tersebut tidak diinginkan suatu kelompok masyarakat, mampu menembus ruang dan sekat-sekat yang dibangun oleh masyarakat tadi terutama di era globalisasi ini. Media massa bagaikan mahluk ghaib yang tidak bisa dikerangkeng oleh ruang dan waktu, sehingga bisa bergerak leluasa untuk menginformasikan berbagai hal yang pada akhirnya mampu membuat mentalitas (idea) dan perilaku masyarakat terpengaruh, dan ujung-ujungnya perubahan sosial tidak bisa dielakkan lagi. Semoga saja mahluk yang namanya media massa ini berada ditangan-tangan orang-orang suci yang akan mampu membawa perubahan ke arah lebih baik sesuai dengan ajaran Illahi. Amien




























Kesimpulan

Komunikasi merupakan salah satu penyebab perubahan social karena takkan terjadi perubahan sosial bila tak ada komunikasi yang baik.




























DAFTAR PUSTAKA



http://adzelgar.wordpress.com/2009/03/08/pengaruh-media-massa-terhadap-perubahan-sosial/

http://one.indoskripsi.com/node/5906






































Tidak ada komentar:

Posting Komentar